Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gue Gak Bisa Nulis; Menulis Itu Ekspresi Bukan Benar Salah

22 Februari 2016   22:49 Diperbarui: 22 Februari 2018   10:57 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebanyakan orang hidup dalam keputus-asaan yang terpendam. Mereka hanya tidak punya ruang untuk ekspresi.

Gue gak bisa nulis. Kenapa kamu buru-buru bilang begitu?
Apa benar kamu gak bisa nulis. Atau karena kamu gak mau nulis. Merasa gak minat, gak bisa atau gak mau menulis? Gak usah dijawab sekarang, pikirin aja dulu. Kalo belum pernah nyoba untuk menulis, jangan buru-buru bilang ‘gue gak bisa nulis”. Karena semua orang juga gak bisa nulis waktu lahir. Tapi nulis harus dicoba, dilatih, dilakonin bukan diomongin.

Menulis itu ekspresi diri.
Kan tiap hari kamu punya kejadian. Kamu punya perasaan, punya peristiwa. Kenapa gak ditulis? Ekspresikan saja semuanya melalui tulisan. Biar kamu gak stress, biar kamu gak keseringan cerita pada orang lain. Kamu pasti punya uneg-uneg, punya harapan, punya kekesalan, punya story. Itu semua bahan untuk diekspresikan dalam tulisan. Tulislah ekspresi kamu …

Menulis itu ekspresi diri.
Kadang gak semua yang kamu alamai, yang kamu rasakan harus diomongin. Kadang gak semua hal bisa diceritain, diverbalin. Ada bagian dari hidup kita yang bisa ditulis. Agar bisa jadi kenangan, bisa jadi dokumen yang dapat dibaca di lain waktu. Ekspresi itu luapan emosi, luapan rasa yang terdalam. Mengapa gak ditulis? Sayang kan kamu cuma disesali tanpa didokumentasikan…

Menulis itu ekspresi diri.
Kamu bisa berimajinasi. Kamu bisa menggagas apa saja yang belum bisa dilakukan dalam realita. Tuliskan saja ekspresimu. Karena menulis bukan soal benar atau salah. Kalo kamu yang tulis, bukan kamu yang menilai benar atau salah. Gak usah takut, benar atau salah tulisan kita. Menulis itu soal membiasakan, bukan soal diterima atau tidak.

Mengapa nulis itu ekspresi? Karena menulis itu menjawab kegelisahan. Menulis itu ekspresi penting untuk diri sendiri, baru kemudian untuk orang lain.

Ekspresi bebas. Ekspresi yang kamu ingini. Ekpsresi yang terdalam sangat patut dituangkan dalam tulisan. Gak usah pikirin benar atau salah. Ekspresikan saja apapun yang kamu mau, yang kamu inginkan.

Menulis itu ekspresi diri.
Karena dengan menulis, kamu sedang memberikan “makanan jiwa” bagi diri sendiri. Maka, luapkan semua ekspresi kamu. Biar gak stress, gak galau, gak gelisah, dak ada yang mengganjal. Hanya menulis yang bisa “menampung” luapan emosi kamu. Sekali lagi, eskpresikan saja melalui tulisan.

Tuntaskan eskpresi kamu melalui tulisan. Jangan lagi bilang “gue gak bisa nullis”
Gak usah menunggu inspirasi baru menulis. Tapi mulailah menulis sekarang maka inspirasi pun datang. Inspirasi pasti menghampiri tulisan kamu.

Menulis itu ekspresi diri. Bukan soal benar atau salah. Benar atau salah kalo gak diekspresikan gak berguna. Tapi ekspresi yang kamu tulisakan akan mengarahkan kamu mendapati kebenaran, mengenal kesalahan.

Jika kamu gak mampu mengungkapkan secara verbal. Maka eksppresi dalam tulisan adalah pilihan kamu. Sekarang atau nanti, ada di tangan kamu.

Karena orang kaya rasa itu sudah biasa. Tapi orang kaya karya itu baru luar biasa. Maka mulailah menulis sekarang dan tuntaskan. Jangan ada lagi kata-kata “gue gak bisa nulis”. #BelajarDariOrangGoblok.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun