Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan Dana Pensiun

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Humas ADPI - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Sinarmas Asset Management Edukasi DPLK ke Pekerja melalui Live IG

13 Juni 2025   17:39 Diperbarui: 13 Juni 2025   17:39 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edukasi dana pensiun oleh DPLK SAM (Sumber: SAM)

Sebagai bagian sosialisasi dan edukasi akan pentingnya Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Sinarmas Asset Management (SAM) melalukan live Instagram bertajuk "MITOS vs FAKTA: Apakah Pensiun Hanya untuk Orang Tua?" yang diikuti 20 peserta pada Jumat, 13 Juni 2025 sore. Bertindak sebagai narsumber Syarifudin Yunus (Ketua Dewan Pengawas DPLK SAM dan mantan Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK) dengan moderator Ade Iri Ariyanti (Deputy Head of Sales DPLK SAM) melalui saluran IG: @sinarmas_am.

Dalam paparannya, Syarifudin Yunus menyatakan mitos keliru tentang dana pensiun, seperti "saya masih muda, maka belum perlu pikirin pensiun" atau "gaji pas-pasan, nggak bisa nabung untuk pensiun". Apa iya begitu? Tapi kok gaya hidup nongkrong di kafe bisa, internetan bisa sampai Rp. 150.000 per bulan. Semua itu hanya alasan untuk tidak memiliki dana pensiun. Dana pensiun justru bukan soal muda atau tua tapi soal keadaan seperti apa kita di masa pensiun?

Fakta hari ini adalah 1 dari 2 pensiunan di Indonesia sangat menggantungkan transferan dari anaknya untuk biaya hidup di hari tua (ADB, 2024). Bahkan 70% pensiunan mengalami masalah keuangan di masa pensiunnya. Belum lagi, 9 dari 10 pekerja di Indonesia sama sekali tidak siap pensiun atau berhenti bekerja. Semuanya disebabkan karena tidak adanya dana untuk masa pensiun atau saat berhenti bekerja.

Karena itu, mitos atau cara pandang tentang dana pensiun harus diubah. Bahwa pensiun bukan soal waktu tapi soal keadaan. Mau seperti apa di hari tua? Masa pensiun itu bukan gimana nanti tapi nanti gimana. Saat bekerja boleh saja cukup finansial, lalu bagaimana saat tidak bekerja lagi? Masa pensiun bukan untuk ditakuti tapi untuk dipersiapkan sejak dini. Karena cepat atau lambat, setiap orang pasti akan pensiun. Dana pensiun penting untuk membangun 1) kemandirian secara finansial, 2) kesinambungan penghasilan di hari tua, dan 3) agar tidak merepotkan anak atau orang lain di masa pensiun.  

Dari berbagai pertanyaan di live IG ini, Syarifudin Yunus menyampaikan imbauan agar pekerja atau generasi milenial untuk mulai siapkan perencanaan hari tua melalui dana pensiun. Caranya dengan menyetor sejumlah iuran (dana) secara bulanan -- pilih investasinya -- akumulasi dananya untuk masa pensiun (saat pensiun). Karena dengan DPLK, nantinya siapapun akan memperoleh keuntungan seperti:  1) ada kepastian dana untuk hari tua, 2) ada hasil ivestasi yang optimal, 3) ada insentif pajak saat dibayarkan, dan 4) ada kesinambungan penghasilan di masa pensiun, dan 5) bebas secara finansial di hari tua

Jadi, selagi muda dan masih bekerja siapkanlah masa pensiun. Agar KERJA YES, PENSIUN #YukSiapkanPensiun

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun