Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Ketua Dewas DPLK SAM - Asesor LSP Dana Pensiun Lisensi BNSP - Edukator Dana Pensiun - Mantan Wartawan - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 54 buku diantaranya JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hikmah Idul Fitri: Manusia adalah Labirin Rasa Bersalah

31 Maret 2025   23:13 Diperbarui: 31 Maret 2025   23:13 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manusia adalah labirin rasa bersalah (Sumber: Pribadi(

Manusia adalah labirin rasa bersalah. Saling mencintai, menyakiti, lalu memaafkan. Saling membenci, menceritakan, lalu meminta maaf. Bahkan saling memuji di depan dan menghina di belakang, lalu memaafkan lagi. Begitulah cara kita memahami keberadaan kita di dunia, terus dan terus secara berulang-ulang. 

Memang, manusia adalah labirin rasa bersalah. Saat salah terjadi, bisa jadi "makanan empuk" bagi para pembencinya. Saat benar rampa di depan mata, bisa jadi terperangah sejenak lalu "meniadakan" kebenaran yang jelas di depan mata sekalipun. Diakui atau tidak, manusia memang labirin rasa bersalah atas ulahnya sendiri. 

Maka di momen Idul Fitri. Semuanya mengakui dalam hati tanpa perlu diucapkan dengan mulut. Bahwa kita bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Di mata orang lain, apalagi   di mata Sang Pencipta. Kita, hanya seonggok daging yang sedang diberi kesempatan untuk hidup. Sambil menunggu giliran untuk "kembali" ke hadirat-Nya. 

Jelas sudah, kita bukan yang paling hebat. Kita bukan pula yang paling bijak, bukan mencari sanjungan. Tapi cukup hanya terus bertekad untuk memperbaiki diri. Segudang salah dan khilaf yang meminta untuk dimaafkan. Seorang pemain dalam labirin rasa bersalah. Salah, salah, dan salah lagi. 

Esok, kita kembali belajar. Tentang kehidupan, tentang pergaulan, dan tentang kebaikan. Setelah terjatuh, lalu bangkit dan terus melangkah lagi. Entah dikenali dunia ramai atau sepi. Asal tetap bertekad, untuk berbuat baik dan menebar manfaat. Segudang apapun prasangka orang lain. 

Kita memang bukan manusia sempurna. Selalu terjebak pada labirin rasa bersalah. Tapi kita tetaplah kita, yang selalu sadar atas salah dan khilaf diri sendiri. Mengakui, menyatakan, dan meminta maaf selalu. Untuk esok yang lebih baik lagi.

 

Kini, momen untuk memperbaiki diri itu telah tiba. Ucapan maaf itu terucap berulang-ulang. Saatnya menata diri, Memperbaiki diri dan membiarkan persepsi di benak orang lain. 

Karena hidup, ujiannya memang berat. Tapi yakinlah, pertolongan Allah pasti dekat. Selamat Idul Fitri 1446 H, mohon maaf lahir batin. Salam literasi!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun