Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sekadar Obrolan Orang Tua yang Merenungkan

25 April 2023   23:12 Diperbarui: 25 April 2023   23:19 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat silaturahim lebaran hari ini, saya kedatangan besan (mertua dari anak pertama saya, Fahmi) di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. 

Ngobrol cair saja tentang berbagai hal. Tentang hal-hal yang baik, apalagi kami sebentar lagi akan menjadi kakek. Karena mantu saya, Firda sudah memasuki bulan ke-3 usia kandungannya. Dan alhamdulillah menurut keterangan dokter, Insya Allah dikarunia anak kembar. Alhamdulillah ya Allah atas segala karunia-Mu. Semoga sang janin dan ibunya, selalu diberi kesehatan dan kelancaran saat lahiran nanti.

Sambil rileks, obrolan demi obrolan kami berujung pada tekad orang tua untuk memberikan yang terbaik kepada anak-anaknya. Selain nasihat dan doa tentunya. Sebagai wujud cinta orang tua kepada anak. Sekalipun orang tua dan anak hidup dalam dunia yang sudah berubah. Bahkan dinamika kehidupan yang tidak sama lagi.

Karena apa yang dialami orang tua dan anak sudah berbeda. Tidak lagi sama dalam banyak hal. Maka sekadar obrolan yang merenungkan, terkuak dinamika yang sudah berubah. Sebagai renungan untuk selalu hati-hati dan waspada dalam hidup. Untuk selalu direnungkan:

Karena zaman dulu, orang sulit mencari ilmu tapi mudah mengamalkannya. Tapi zaman sekarang, orang mudah mencari ilmu tapi sulit mengamalkannya.

Karena zaman dulu, ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan, dan diajarkan. Tapi zaman sekarang ilmu diunduh, disimpan, dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.

Karena zaman dulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu. Tapi zaman sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack.

Karena zaman dulu, ilmu disimpan di dalam hati, selama hati masih normal ilmu tetap terjaga. Tapi zaman sekarang, ilmu disimpan di dalam memory gadget, kalau baterai habis, ilmu pun tertinggal, kalau gadget rusak maka hilanglah ilmu.

Karena zaman dulu, siapapun harus duduk berjam-jam di hadapan guru dengan penuh rasa hormat dan sopan maka ilmu merasuk bersama keberkahan. Tapi zaman sekarang, cukup tekan tombol atau layar sambil tidur-tiduran maka ilmu merasuk bersama kemalasan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun