Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kopi Lentera, Tempat Ngopi Asyik dan Kafenya Pegiat Literasi

17 Januari 2023   21:19 Diperbarui: 17 Januari 2023   21:54 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Setelah 5 tahun beroperasi, tahun ini TBM Lentera Pustaka memang sudah saatnya. Harus "berani" menggagas usaha sederhana berkonsep "kafe literasi". Tempat nongkrong dan ngopi sambil membaca buku. Atau minimal sambil memegang buku walau yang diobrolin yang lainnya. Mulai menjalankan ikhtiar pemberdayaan ekonomi bernama "KOPI LENTERA" yang tempatnya ada di Rooftop Baca TBM Lentera Pustaka plus kebun bacanya.

Niatnya, tentu bukan untuk kaya atau meraup untung. Bukan bisnis tapi tetap sosial. Agar TBM bisa kasih "ongkos semampunya" untuk relawan + wali baca yang telah mendedikasikan diri, waktu, tenaga, dan pikirannya untuk taman bacaan. Sekalipun mereka sukarela, taman bacaan pun punya tanggung jawab moral untuk memikirkan dan mencari solusi. 

Agar relawan dan wali baca tetap ikhlas berkiprah di taman bacaan. Makanya nanti, bila dibuka, KOPI LENTERA akan menerapkan skema "35:35:30". Bila minuman dan makanannya ada yang beli (setelah dikurangi modal), maka untungnya 35% untuk relawan + wali baca, 35% untuk yang masak, dan 30% untuk TBM. Win-win solution saja. Porsi TBM paling kecil nggak masalah. Asal aktivitas taman bacaan tetap bisa berjalan sekaligus untuk pemeliharaan fasilitas taman bacaan kan.

Sebenarnya tempat ngopi di sekitar TBM Lentera Pustaka sih sudah banyak. Yang mewah ada, yang fasilitasnya wah juga ada. Maka KOPI LENTERA pun nggak mau nyaingi mereka.

 Toh semua orang dan usaha pasti punya rezekinya masing-masing. Tapi yang membedakan KOPI LENTERA adalah "tempat ngopi di sekitarnya justru mantatin gunung, di kopi lentera justru menghadap gunung". Sebagai tanda karunia dan anugerah Allah SWT itu sangat besar, sangat indah untuk dipandang bahkan direnungkan. Gunung yang begitu besar dan tinggi saja "dipantatin", apalagi orang. Akhirnya jadi lupa bersyukur, lupa segalanya.

KOPI LENTERA, insya Allah hanya pengen jadi tempat ngopi sederhana namun tetap kental dengan nuansa literasi. Gitu aja, semoga Allah SWT melancarkan niat dan ikhtiar baik ini. Insya Allah.

NGOPI sekarang, katanya tergantung suasana dan tempatnya. Di KOPI LENTERA besok, ngopi digeser jadi "ladang amal". Secangkir kopi yang diseruput, berarti orang itu sudah membantu tukang masak, relawan + wali baca, dan taman bacaan. Salam literasi #KopiLentera #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun