Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Media Sosial, Kebiasaan Baik atau Buruk?

13 November 2022   06:50 Diperbarui: 13 November 2022   07:07 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Sebuah survei menyebut, 80% media sosial (medsos) digunakan untuk hal-hal negatif. Isinya mengeluh, menghujat, membully, mengumbar aib orang, menghasut, sombong, riya, pamer, berdoa, dan sejenisnya. Sisanya 20% medsos dipakai untuk mengisi waktu luang, belanja online, mencari teman, dan sejenisnya.   

Maka wajar, medsos sering dituding tidak bermanfaat dan berdampak negatif bagi siapapun yang "salah pakai" medsos. Akibatnya tidak sedikit pengguna medsos yang 1) depresi, 2) terpapar konten negatif, 3) gemar hoaks dan ujaran kebencian, 4) terganggunya hubungan baik, 5) memicu kejahatan, 6) tidak produktif, 7) jadi individualis, 8) lupa waktu, 9) kualitas tidur menurun, 10) kepercayaan diri ambruk, hingga 11) jadi pemalas. Memang benar, medsos dampaknya jadi negatif. Apalagi bagi pengguna yang tidak tahu manfaat medsos.

Ternyata, banyak orang tidak tahu cara memakai medsos. Mulai dari WhatsApp (WA),  Instagram, Facebook, Twitter, Line, dan sebagainya. Hingga menulis atau meng-update sesuatu yang baik-baik. Lebih gemar menulis yang negatif daripada yang positif. Akhirnya, meninggalkan jejak digital yang jelek. Lupa, bahwa perbuatan sekecil apapun di medsos pasti ada ganjarannya. Medsos yang dihisab suatu saat nanti. Medsos pun tidak lagi jadi sarana untuk menebar kebaikan. Entah sampai kapan?

Maka sebagai edukasi kepada publik, Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka bersama mahasiswanya siap meluncurkan buku jurnalisme data berjudul "Literasi Digital: Is It Bad or Good Habits". Buku yang mengungkap data dan fakta tentang literasi digital di masyarakat. Agar medsos dan digitalisasi mampu membedakan "ruang privasi" dan publik, serta medsos yang tidak menghilangkan batas kemanusiaan. Itulah pentingnya literasi medsos, literasi digital. Medsos dan digital yang meletakkan hati di atas digital, bukan digital menguasai hati.

          

Faktanya, kian banyak orang yang tidak produktif akibat medsos. Bahkan tidak sedikit pengguna medsos yang kian rapuh mentalitasnya. Karena mereka, gagal menjadikan medsos sebagai amal jariyah untuk menggunakan kata-kata yang baik. Maka jadilah literat, untuk menggunakan medsos dan perangkat digital untuk hal-hal yang baik dan positif.

Karena esok, bisa jadi banyak orang menyesal atas apa yang ditulisnya di medsos. Jadi medsos itu perilaku baik atau buruk? Salam literasi #LiterasiMedsos #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun