Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesawat Belum Parkir Udah Berdiri Aja, Literasi Itu Mulai dari Diri Sendiri

4 Oktober 2022   13:29 Diperbarui: 4 Oktober 2022   14:34 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka


Hari ini baca berita di Detik.com tentang perilaku penumpang Indonesia di pesawat Qatar Airways dinilai meresahkan. Mereka buru-buru berdiri dan mengambil bagasi kabin padahal pesawat belum parkir. Tegas sudah, literasi nggak usah dari yang muluk-muluk. Pesawat belum Parkir udah berdiri aja, mau ambil koper. Seperti penonton turun ke lapangan sepakbola dong. Literasi itu mulai aja dari yang kecil dan sederhana. Mulai dari diri sendiri.

Literasi itu mau antre, berani tidak buang sampah sembarangan, bahkan harus sabar bila sebelum waktunya. Tragedi Kanjuruhan Malang yang menelan banyak korban jiwa pun akibat diabaikannya literasi. Pak Polisi harusnya nggak perlu pakai gas air mata, penonton juga dilarang turun ke lapangan. Bahkan penyelenggara kok pintu stadion ditutup. Gimana nggak ricuh keadaannya? Kurang literat.

Jadi, literasi itu sederhana. Mulai saja dari 3M. Mulai dari hal-hal kecil. Mulai dari sekarang. Mulai dari diri sendiri. Tidak usah menyuruh orang lain, bila diri sendiri belum memulainya. Pilpres baru tahun 2024, hari gini udah ngomongin calon. Siapa mau jadi apa? Akhirnya jadi bikin gaduh semua orang. Apa saja jadi dikomentarin. Karena nggak literat, jadi banyak hal yang tidak produktif digemari. Urusan pilpres masih lama. Kayak umurnya sampai ke tahun 2024 saja.

Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak pun begitu. Tugasnya sediakan akses bacaan. Biar tumbuh minat baca. Tidak usah ajak semua anak untuk membaca buku. Cukup yang mau membaca saja di taman bacaan. Mengerjakan praktik baik yang jadi bagian taman bacaan. Mulai dari membangun tradisi baca secara rutin, mengajari anak kelas prasekolah, bahkan memberantas buta aksara yang masih tersisa. Toh, taman bacaan tidak bertanggung jawab terhadap masa depan mereka. Tapi hanya memfasilitasi masyarakat bila mau membaca ke taman bacaan.


 
Jadi, literasi mulai dari yang kecil dan sederhana saja. Berbuat baik dari hal yang paling mendasar. Bicara yang sopan, tidak usah teriak-teriak. Omong apa adanya, jangan ngomong di belakang. Bahkan bila ada orang yang salah pun sebaiknya diberi tahu yang benar. Bukan malah digibahin atau dibiarin.

Jadi, sebenarnya kita sudah literat belum sih? Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka

Sumber: TBM Lentera Pustaka
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun