Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Stop Hoaks, Spirit Hari Aksara Internasional

8 September 2022   08:58 Diperbarui: 8 September 2022   09:09 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Tanggal 8 September selalu diperingati sebagai Hari Aksara Internasional. Lalu apa yang mau dilakukan di hari aksara? Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka mengimbau masyarakat untuk stop sebarkan hoaks alias berita bohong. Karena di era media sosial, terlalu mudah bagi siapapun untuk ikut menyebarkan hoaks. Berita tanpa kebenaran tanpa diketahui sumbernya.

Hari Aksara Internasional bukan hanya pentingnya memberantas buta aksara. Bukan pula soal aktivitas membaca dan gerakan literasi. Tapi lebih dari itu, hari aksara adalah sikap untuk berani menyetop hoaks dan ujaran kebencian, atas alasan apapun. Karena hoaks dan ujaran kebencian sangat menyesatkan.

Jadi spirit, Hari Aksara Internasional di bumi Indonesia adalah keberanian untuk membendung bertebarannya hoaks, ujaran kebencian, dan konten-konten negatif di media sosial. Hoaks, sangat gampang terjadi di era digital seperti sekarang. Aksesnya mudah dan cepat. Hoaks itu sesat tapi mampu "dijual" sebagai kebenaran oleh orang-orang yang tidak literat. 

Tidak ada guna pendidikan tinggi, punya jabatan dan status sosial bahkan omongannya religious tapi tetap bersahabat dengan hoaks dan ujaran kebencian. 

Siapa pun harus hati-hati terhadap informasi yang tidak jelas umbernya, tidak jelas tujuannya.  Manusia literat bersikap untuk memilah dan memilih informasi yang bermanfaat dan positif. Bukan justru menebar hoaks, ujaran kebencian, fitnah, dan konten negatif yang tidak produktif.

Melek aksara bukan sebatas bis abaca-tulis. Tapi mampu menjadi manusia yang literat. Agar tidak menggembar-gemborkan masalah tanpa memberi solusi. BBM naik harus disikapi dengan literat. 

Berani punya kendaraan berarti berani membeli bahan bakar. Kaum buta aksara bukan untuk dikasihani tapi bantu agar terbebas dari buta aksara. Anak putus sekolah bukan diomongin tapi bantu agar bisa terus sekolah.

Maka Hari Aksara Internasional bukan seremoni tapi esensi. Aksi nyata untuk bergerak dan berubah ke tatanan kehidupan yang lebih literat. Mampu meredan hoaks dan ujaran kebencian di mana pun dan kapan pun. Karena sekatinya, "aksara" itu pembeda antara yang bekerja dan yang berbicara. 

Manusia literat, harus dimulai dan diakhiri dari diri sendiri. Jadilah Literat! Salam literasi #HariAksaraInternasional #GerakanLiterasi #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun