Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berkebun di Taman Bacaan, Cerminan Filosofi 4T

22 Juli 2022   09:07 Diperbarui: 22 Juli 2022   09:13 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Selain ruang baca utama dan rooftop baca, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun dilengkapi Kebun Baca Lentera Pustaka. Di kebun baca, aktivitas dan event besar taman bacaan dilakukan di sini. Di atas tanah seluas 310 meter persegi, Kebun Baca Lentera Pustaka punya fasilitas 1) goedang boekoe, 2) toilet, 3) surau lentera, 4) tanaman taman bacaan, dan 5) tulisan-tulisan nyelenh yang terpampang di tembok atau pepohonan.

Tulisan-tulisan seperti: "cinta itu buta tapi tahu mana mobil mana motor", "Punya pala pusing, gak punya pala serem", "Kuliah ambil apa? Ambil hikmahnya aja", dan "Jalan sama aku nikah sama orang lain". Itulah beberapa tulisan nyeleneh yang ada di kebun baca. Tentu, masih banyak yang lainnya. Semuanya disajikan TBM Lentera Pustaka sebagai cerminan menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang asyik dan menyenangkan. Bahkan kebun baca TBM Lentera Pustaka bisa jadi spot foto yang instagramable. Asyik dan menariklah di kebun baca.

Berkebun di taman bacaan, begitu istilahnya. Dapat diartikan sebagai tempat membaca di kebun yang lebih rileks, lebih alami. Bisa pula kebun baca dimaknai sebagai komitmen terhadap peningakatan tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. Karena tidak banyak orang yang mau menyediakan lahan atau tanahnya untuk kegiatan membaca. Tapi yag pasti, kebun baca TBM Lentera Pustaka dapat diartikan sebagai "berkebun" kebaikan melalui taman bacaan. Di taman bacaan, siapa pun sedang "menanam" benih kebaikan. Taman bacaan sebagai ladang amla bagi banyak pihak. Insya Allah, "berkebun" di taman bacaan lebih menyehatkan dan memberkahi orang-orang baik yang ada di dalamnya. 

Lalu, kenapa "berkebun" di taman bacaan?

Setidaknya ada filosofi 4T yang dapat dipelajari dari berkebun di taman bacaan, yaitu:

1. TATA atau menata. Bahwa hidup itu harus tertata, baik hati, pikiran maupun tindakan. Taman bacaan adalah tempat menata hati, pikiran dan perbuatan untuk menjadikan hidup lebih bermanfaat, lebih bermakna.

2. TITI atau merintis. Bahwa hidup yang baik itu harus dirintis, dimulai. Karena tidak ada tujuan atau prestasi yang datang dengan sendirinya tanpa dirintis. Taman bacaan pun menjadi tempat merintis kebaikan untuk banyak orang. Agar lebih bermanfaat lebih berkah.

3. TANDUR atau menanam. Bahwa hidup itu tempat menanam kebaikan di dunia untuk kehidupan abadi di akhirat. Maka tanamlah kebaikan sebanyak-banyaknya. Taman bacaan adalah tempat untuk menanam kebaikan, menjadi ladang amal semua orang yang ada di dalamnya.

4. TUKUL atau tumbuh. Bahwa hidup itu harus terus tumbuh, tanpa perlu menggubris omongan orang lain. Maka taman bacaan pun harus terus tumbuh, karena di dalamnya selalu ada kebaikan. Agar tumbuh kebaikan, tumbuh akhlak baik, dan tumbuh masyarakat yang baik melalui buku bacaan.

Jadi "berkebun" di taman bacaan dapat dimaknai pentingnya hidup untuk yang ter-TATA (ditata), ter-TITI (dirintis), dan ter-TANDUR (ditanam) sehingga kebaikan dan kemanfaatan akan selalu TUKUL (tumbuh). Karena segala yang tumbuh pasti akan memberikan hasil yang baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun