Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Drama Pegiat Literasi TBM Lentera Pustaka Diangkat ke Reality Show TV

28 Mei 2022   20:58 Diperbarui: 28 Mei 2022   21:01 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Digawangi host Chand Kelvin, program SAFAR RTV mengangkat kisah pegiat literasi dan ibu buta aksara dua episode penuh. Shooting dan tayangan dalam genre "drama taman bacaan" ini terjadi di TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

Episode ke-1 berkisah tentang Syarifudin Yunus, pendiri TBM Lentera Pustaka yang mendedikasikan waktu dan tenaganya sepenuh hati di taman bacaan ditayangkan pada Sabtu 28 Mei 2022 pukul 06.30 WIB di Program SAFAR RTV.

Sedangkan episode ke-2 berkisah tentang Ibu Arniati (salah satu murid berantas buta aksara Syarif Yunus) yang tetap semangat untuk keluar dari belunggu buta huruf ditayangkan pada Minggu 29 Mei 2022 pukul 06.30 WIB di Program SAFAR RTV.

Chand Kelvin menyambangi langsung TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak, Dia mengulik kisah pegiat literasi yang berjuang untuk taman bacaan dan demi peningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Bisa jadi tayangan dua episode di taman bacaan ini adalah untuk pertama kali di industri televisi, khususnya RTV. Ytayangan yang bukan liputa TV, melainkan "reality shoe" seputar taman bacaan. Maklum selama ini, taman bacaan memang tidak banyak dipedulikan orang. Makanya taman bacaan sering disebut sebagai "jalan sunyi Pendidikan"

Kisah pegiat literasi, Syarifudin Yunus diberi tajuk "Berantas Tuna Aksara Dekat Ibukota". Aksi mulia Syarifudin Yunus berawal dari keprihatinan mendapati orang tua di lingkungan Taman Bacaan Lentera Pustaka tidak bisa membaca dan menulis, di samping tingginya angka putus sekolah. Syarif pun, sejak 5 tahun lalu pun tergerak hatinya untuk mendirikan TBM Lentera Pustaka sebagai tempat membaca buku anak-anak usia sekolah secara gratis dan mengajarkan kaum ibu yang masih buta aksara. Ada pula motor baca keliling, yatim binaan, jompo binaan, dan koperasi simpan pinjam. Semuanya didedikasikan untuk meningkatkan taraf pendidikan masyarakat sekitarnya. Sebuah aksi sosial yang tidak banyak dilakukan orang.

Setelah itu, Ibu Arniati dalam episode "Aku Malu Tak Bisa Baca Tulis" diangkat ke drama reality show. Sebagai salah satu murid Gerakan BERantas BUta aksaRA *GEBERBURA) TBM Lentera Pustaka, Ibu Arniati selalu semangat mengikuti pelajaran membaca dan menulis, secara rutin seminggu 2 kali. Di tengah kesibukannya sebagai asisten rumah tangga, ia merasa malu belum bisa baca dan tulis. Semangat belajar itulah yang memperkuat tekadnya untuk menyekolahkan anak setinggi-tingginya.  

Kedua kisah pegiat literasi tersebut dipadu dalam penceritaan yang ciamik untuk mengggugah pemirsa TB, di samping dapat menjadi kisah inspiratif akan pentungnya berbuat kebaikan kepada sesama, khususnya masyarakat yang membutuhkan. Khoirunnaas anfa'uhum linnaas, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

 

Setidaknya melalui tayangan program SAFAR, RTV telah mengangkat akan pentingnya peran taman bacaan di Indonesia. Sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk mengentaskan angka putus sekolah dan memberantas kaum buta aksara. Salam literasi #SafarRTV #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka

Sumber: RTV
Sumber: RTV

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun