Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Rumput Tetangga Lebih Hijau dari Rumput Sendiri, Apa Artinya?

28 Januari 2022   03:12 Diperbarui: 28 Januari 2022   03:24 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini sekadar ilustrasi, untuk menjadi renungan bersama. Ketika seorang kakek dan istrinya mengendarai mobil keluaran tahun 90-an. Mobil lama tapi masih bisa digunakan. Sementara mobil lainnya dikendarai seorang pemuda, disampingnya duduk seorang wanita cantik. Tentu, mobilnya keluaran terbaru, sangat mulus, dan bikin yang melihat terkagum-kagum. Bedanya, si kakek mobilnya sudah lama. Si pemuda, mobilnya tergolong anyar dan matik lagi.

Saat berpapasan di parkiran. Sang kakek melirik ke pemuda bermobil baru sambil bergumam dalam hati, "Andaikan saja mobilku seperti mobil pemuda itu....". Seolah ingin punya mobil baru keluaran terbaru sambil keluar membukakan pintu untuk istrinya. Karena sudah pensiun, sang kakek tidak punya uang lagi untuk membeli mobil baru.

Saat melihat sang kakek membukakan pintu mobil istrinya, si wanita cantik dari dalam mobil pun bergumam dalam hati, "Seandainya saja suamiku seromantis kakek itu, walau sudah tua tapi masih mau membukakan pintu mobil untuk istri tercintanya." Sementara si pemuda yang mengendarai mobil si wanita cantik pun bergumam pula, "Andaikan saja aku seperti Bapak itu, walaupun mobil tua tapi milik sendiri. Daripada mobil terbaru seperti ini tapi aku hanya seorang sopir."

Saat sang kakek pun masih berdecak kagum, memandangi mobil keluaran terbaru si pemuda dan wanita cantik itu. Dalam hatinya, terbetik pikiran, "Seandainya saja pintu mobilku tidak rusak seperti mobil mereka itu, pasti aku tidak perlu repot-repot harus membuka pintu dari luar."

Begitulah kehidupan manusia. Ternyata dari kisah di atas, setiap orang punya sudut pandang yang berbeda-beda. Selalu punya cara pikir yang berbeda dari peristiwa yang dilihatnya. Seperti mindset yang ada pada sang kakek, si pemuda, dan wanita cantik yang berpapasan di parkiran mobil itu. Ada sebuah pembelajaran yang sangat berharga untuk siapapun dari kisah tersebut, bahwa:

1. Terkadang manusia selalu melihat "rumput tetangga" selalu lebih hijau dari rumputnya sendiri. Manusia lebih senang membandingkan apa yang dimilikinya dengan yang orang lain punya. 

2. Manusia sering lupa bahwa Allah SWT telah mengatur rezeki dan nikmat kepada setiap hamba-Nya dengan sangat adil. Apapun yang dimiliki, sebenarnya sudah pantas untuk si manusianya. Tidak lebih tidak kurang, sangat pas.

3. Manusia acapkali mengeluh atau kecewa dalam hidup bukan disebabkan karena kurangnya nikmat Allah SWT. Tapi karena kurangnya rasa syukur atas apa yang dimilikinya.  

Apa artinya kisah di atas untuk pembaca?

Jadilah hamba Allah SWT yang mampu bersyukur. Untuk urusan apapun, di mana pun, dan dalam keadaan bagaimana pun. Syukurilah apa yang sudah dimiliki, jangan pernah membandingkan apapun dengan orang lain. Apalagi sibuk mencari-cari yang tidak dimiliki hingga lupa bersyukur.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun