Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pegiat Literasi Dilarang Terlalu Banyak Berharap, Kenapa?

8 Januari 2022   09:29 Diperbarui: 8 Januari 2022   09:33 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Saat telepon tidak diangkat, kecewa. Saat WA tidak dijawab, marah. Saat janjian, datangnya terlambat atau tidak jadi pun kesal. Berharap dapat bekerja dengan baik, ternyata biasa-biasa saja. Berharap dikasih ternyata tidak. Akibat tidak sesuai harapan, akhirnya kecewa. Apakah kamu seperti itu? Bila iya, itu terjadi karena kamu terlalu banyak berharap pada manusia.

Terlalu banyak berharap. Over expectation.

Biasanya jadi sebab seseorang dirundung rasa kecewa. Terlalu meletakkan harapan kepada seseorang. Sayangnya, hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Memang sih, menggantungkan harapan memang hal yang wajar. Tapi bila terlalu berharap, maka risikonya jadi mengecewakan. Karena segala yang diinginkan tidak sesuai dengan harapan.

Boleh jadi, salah satu kesalahan terbesar manusia dalam hidup. Adalah terlalu banyak berharap pada manusia lainnya. Sementara manusia itu sendiri tidak dapat memberikan kepastian. Selain ikhtiar dan doa. Berharap diberi pekerjaan, berharap dibeli, dan berharap yang lainnya. Tapi akhirnya, harapan berbeda dengan kenyataan. Sungguh, harapan itu adalah akar dari rasa kecewa, duka, dan sakit hati.

Belajar dari realitas itulah, taman bacaan dan pegiat literasi di manapun "dilarang" terlalu banyak berharap. Taman bacaan berharap dibantu masyarakat sekitar ternyata tidak. Taman bacaan berharap mendapat donasi buku ternyata tidak dikirim-kirim. Pegiat literasi yang berharap mendapat bantuan dana ternyata tidak ada sama sekali. 

Maka, taman bacaan dan pegiat literasi jangan terlalu banyak berharap. Semestinya, taman bacaan hanya focus pada ikhtiar untuk berbuat kebaikan. Untuk terus berjuang menegakkan tradisi baca dan budaya masyarakat. Apapaun kondisinya. Untuk tidak mudah menyerah dalam ber-literasi sambil mengurangi harapan kepada orang lain. Ketahuilah, pegiat literasi di manapun adalah Pahlawan bagi taman bacaannya sendiri. Tidak perlu banyak berharap pada orang lain bila akhirnya di-PHP.

Harus disadari, manusia adalah bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Maka tidak ada kepastian apapun yang diusahakan manusia. Selain niat, ikhtiar, dan doa. Sementara kepastian hanya hak prerogratif Allah SWT. Manusia hanya bergantung kepada Allah SWT.  Jangan terlalu banyak berharap kepada manusia. Bila tidak ingin kecewa. Dan ketahuilah, apapun kondisinya, Allah SWT pasti akan memberikan apapun yang manusia butuhkan, tapi bukan yang diinginkan.

Jangan terlalu banyak berharap. Don't expect too much dalam hal apapun. Biasa-biasa saja dan kerjakan terus yang baik. Berjuang terus untuk menebar manfaat baik kepada orang lain seperti aktivitas literasi di taman bacaan. Tetap ikhtiar di jalan kebaikan, apapun kondisinya. Karena sekali lagi, tidak ada perbuatan baik di mana pun yang sia-sia. Semuanya akan kembali kepada yang melakukannya.

Siapapun orangnya, hanya diperintah untuk perbaiki niat baik dan ikhtiar sebaik-baiknya lalu berdoa yang baik pula. Selebinya, biarkan Allah SWT yang bekerja untuk manusia. Hanya Allah SWT yang berwewenang menentukan hasilnya. Karena itu pasti baik dan pantas untuk manusianya. Berusaha keras memang wajib, tapi harapan secukupnya saja. Jangan over expectation dalam hal apapun.

Tiap manusia memang punya potensi dan kelebihan. Tapi di saat yang sama, tiap manusia juga punya salah dan kelemahan. Jadi, untuk apa terlalu banyak berharap kepada orang lain? Bila jadi sebab emosi, kecewa, dan marah. Tetaplah kerjakan yang baik dan berpikir positif. Tanpa perlu menggantungkan harapan kepada siapapun. Begitulah spirit pegiat literasi di taman bacaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun