Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mumpung Tahun Baru, Jangan Membenci Buku

2 Januari 2022   07:57 Diperbarui: 2 Januari 2022   08:00 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Jangan membenci buku. Apalagi bila kamu tidak suka membaca. Jangan pula membenci orang yang membaca buku. Bahkan dilarang membenci rak-rak buku di taman bacaan. Karena di situ, buku-buku bersanding dan berharmoni. Sekalipun berbeda judul-judulnya Hentikan kebencian pada buku. Hilangkan perasaan benci dalam diri kamu sendiri. Karena itu bukti, kamu tidak literat dan tidak realistis. 

Buku-buku di dekat kamu. Sama sekali tidak punya salah. Dibaca boleh, tidak dibaca pun tidak masalah. Buku-buku hanya ingin mengingatkan. Bahwa membaca itu penting. Karena sains dan teknologi terus berkembang. Karena banyak orang ingin pintar dan menguasai dunia. Bahkan untuk mengetahui apa saja yang ada di penjuru dunia. Semuanya butuh buku-buku. Tanpa buku, siapapun merana. Lalu, kenapa membenci buku?

Dari waktu ke waktu. Siapa pun ingin sukses. Kamu ingin kaya dan pintar. Bahkan kamu ingin bisa ini bisa itu. Pasti ada di buku. Bahkan cara untuk menuju surga Allah SWT pun butuh buku, butuh bacaan. Sehat wal afiat pun memerlukan buku. Agar benar jalannya, agar akurat prosesnya. Karena buku adalah sumber ilmu terbaik bagi siapa pun yang membacanya.

Jangan membenci buku. Karena kebencian tidak akan pernah meninggalkan kebaikan sedikit pun. Kebencian yang kamu tebarkan pun tidak pernah menyehatkan. Membenci buku saja dilarang. Apalagi membenci orang karena warna kulit, agama, atau suku. Sangat salah membenci apapun, apalagi karena pikiran dan penilaian subjektif kamu dan kawan-kawanmu. Bila orang lain salah pun, kamu belum tentu benar kan?

 

Ketahuilah, membenci buku saja tidak diperkenankan. Apalagi membenci orang lain, yang bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa pula. Bahkan membenci diri kamu sendiri pun tindakan keliru. Maka, jangan membenci apapun. Mumpung tahun baru.

Kata banyak orang, buku itu jendela dunia. Buku juga hanya akibat. Sebabnya adalah kian banyak anak-anak terbuai gawai. Banyak orang terlalu gemar bicara. Lupa mengerjakan yang baik, lalai gunakan waktu untuk yang bermanfaat. Banyak celoteh tanpa berbuat. Hidup dalam mimpi tanpa aksi. Hingga jadi fitnah, jadi gibah. Sifat dan perilaku buruk makin bertebaran. Maka sekali lagi, jangan membenci buku. Literat itu memang berat!

Faktanya, buku itu banyak dirindu. Tapi di saat yang sama, buku pun banyak dihujat. Tidak banyak orang yang mau membacanya. Maka biarlah buku selalu ada. Tanpa peduli apa omongan orang? Mungkin sudah jadi kodrat buku. Jutaan manusia bisa jadi mencacinya, menghujatnya. Tapi buku tetap saja menginspirasi. Jadi "teman terbaik" di waktu yang pas. Apaagi saat ngopi dan cemilan di malam hari. Maka jangan membenci buku.

Sampai kapanpun, hingga zaman sehebat apapun. Buku-buku akan selalu ada. Karena buku tahu selalu ada orang yang mengingatkan kehadirannya. Entah, karena cinta atau benci. Atau karena bosan dengan kehidupan yang begitu-begitu saja. Karena buku, siapapun bisa melihat pelangi indah sesudahnya. Keindahan pikiran dan perilaku yang berharmoni. Lahir batin yang seimbag karena buku.

Maka, buku selalu memberikan ajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun