Tiap tahun, pihak swasta yang menjadi sponsor di TBM Lentera Pustaka selalu gonta-ganti. Tergantung pendekatan dan seberapa TBM dapat menjadi "media promosi" merek pihak swasta itu. Di TBM Lentera Pustaka mitra CSR korporasi pun terus berdinamika, seperti:
- 2017-2018: AJ Tugu Mandiri, CIMB Syariah Bandung, Ciptadana Asset Manajemen, PDPLK
- 2019: AJ Tugu Mandiri, Chubb Life, PDPPK
- 2020: Bank Sinarmas, AJ Tugu Mandiri, PDPLK
- 2021: Bank Sinarmas, AJ Tugu Mandiri, Pacific Life Insurance
- 2022: Bank Sinarmas, AJ Tugu Mandiri, (1 lagi belum tahu?)
Kok mau, pihak swasta ber-CSR sebagai sponsor TBM?
Nah ini yang menarik. TBM memang sosial. Tapi bukan berarti dikelola asal-asalan, apalagi kayak mau-mau gak mau. Kadang buka kadang gak, terserah pengelolanya. Itulah yang dihindari TBM Lentera Pustaka.Â
Semua pihak yang terlibat harus komit dan konsisten menjalankan kegiatan yang sudah di-program, baik rutin atau tamu yang berbakti sosial. Tidak ada alasan untuk tidak militan. Pegiat literasi, relawan dan taman bacaan harus berjiwa "spartan" untuk membangun kegemaran membaca + gerakan literasi.
Jadi, sekadar berbagi kisah. TBM bisa kok disponsori pihak swasta. Asal 1) pengelola TBM harus sepenuh hati, jangan asal-asalan, 2) pastikan anak-anak yang membaca banyak, 3) koleksi buku pun jumlahnya memadai biar gak bosen, dan 4) seberapa aktivitas taman bacaan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat? Harus berani di-evaluasi. Dan yang tidak kala penting, TBM harus berani "jual diri" untuk berkolaborasi. Literasi sulit maju bila tidak "membuka diri" untuk kolaborasi. Gitu sih.
Lalu, apa untungnya CSR ke taman bacaan? Tentu relatif. Tapi bagi korporasi yang CSR ke taman bacaan, setidaknya membuktikan kepeduliannya terhadap gerakan literasi dan kegiatan membaca anak-anak Indonesia yang kini tergerus pengaruh digital atau gawai.Â
Di sisi lain, taman bacaan pun dapat menjadi laboratorium dalam melakukan aktivitas sosial maupun literasi sesuai dengan "core business" korporasinya. Intinya, siapa lagi yang mau peduli ke taman bacaan bila bukan korporasi.Â
Nah di TBM Lentera Pustaka, sekarang ini rata-rata per tahun butuh dana Rp. 54 juta. Untuk biaya operasional setahun. Bayar honor, wifi, listrik, event + jajanan gratis. Mengelola 12 program literasi, seperti taman bacaan, berantas buta aksara, kelas prasekolah, yatim dan jompo binaan, koperasi, literasi finansial + digital + adab, donasi buku.Â
Pengguna layanannya pun sudah 250 orang er minggu, didukung 22 wali baca dan relawan yang luar biasa. Jujur, TBM Lentera Pustaka saat ini hanya tinggal merawat "kebiasaan baru" yang sudah terbukti efektif. Sambil tetap kreatif bikin program baru dan konsisten menjalaninya. Jadi tidak usah lagi diskusi tentang ketulusan, kesuka-relaan dan sebagainya. Karena taman bacaan dan gerakan literasi, cukup dikerjakan bukan didiskusikan.
Nah, gimana sponsor CSR korporasi TBM Lentera Pustaka tahun 2022?