Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tiap Agustus Pasang Bendera Merah Putih, Apa Sih Artinya?

10 Agustus 2021   07:51 Diperbarui: 10 Agustus 2021   08:06 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Tiap bulan Agustus, merah putih berkibar di mana-mana.

Entah itu, hanya seremoni, peringatan atau apa? Yah katanya, paling minim ikut meramaikan-lah. Kemerdekaaan Republik Indonesia. Merdeka gitu loh.

 Bila tidak bisa ikut berjuang angkat senjata ya minimal berjuang pasang bendera, pasang merah putih. Lalu, berteriak walau tidak lantang. "Mari berjuang untuk Indonesia". Merdeka, merdeka, merdeka!

Jadi apa sih sebenarnya arti berjuang itu?

Banyak orang lupa. Berjuang itu berarti "melakukan sesuatu untuk lebih baik". Bukan pasrah atau membiarkan ketidak-baikkan melanglang buana. Hoaks, ujaran kebencian, bahkan fitnah ya harus dilawan, bukan disebarkan. 

Menurut KBBI, berjuang itu "berusaha sekuat tenaga tentang sesuatu; berusaha penuh dengan kesukaran dan bahaya". Itu berarti, berjuang itu pantang menyerah, harus sekuat tenaga. Berjuang pun ada risiko-nya.

Maka membangun lingkungan yang aman, menciptakan lingkungan yang ber-akhlak baik adalah perjuangan. Bukan sebaliknya, hanya bicara tentang kebaikan sambil menjelekkan orang lain di grup WA. Bukan pula berjuang sebatas pikiran tapi tidak melakukan apapun. Berjuang itu ikhtiar, bukan berdiam diri atau membiarkan kebobrokan. Termasuk berjuang untuk mau menerima masukan, menerima saran untuk perbaikan. Ikhtiar memahami perbedaan juga berjuang.

Berjuang itu harus jelas apa yang diperjuangkan. Berjuang dari keadaaan apa dan mau jadi bagaimana? Misalnya dari keadaan "anak-anak yang jauh dari buku jadi dekat dengan buku". 

Berjuang dari tadinya buta aksara jadi bis abaca-tulis. Maka siapa pun yang berjuang di jalan apapun, boleh disebut "pejuang". Karena memang ada yang diperjuangkan, apapun kondisi dan keadaannya. Berjuang itu bukan ramai di medsos atau di grup WA. Tapi tidak ada yang diperjuangkan untuk kemanfaatan orang banyak.

Seperti para pahlawan dulu. Mereka berjuang siang malam melawan penjajah. Maka bangsa Indonesia jadi merdeka. Bebas dari belenggu penjajahan, bebas dari penindasan. Itulah buah dari perjuangan. Tapi sayang, zaman begini. Banyak orang pintar tapi perjuangan konkret-nya nihil. Terlalu percaya otak dan akal. 

Tapi hati nurani-nya menjauh dari realitas. Argumen sana argumen sini tapi hanya utopia. Sibuk memperjuangkan mimpi-mimpi yang tidak sejalan dengan kenyataan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun