Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Silakan Cek, Apakah Kamu Berstandar Ganda dalam Hidup?

28 Juli 2021   07:12 Diperbarui: 28 Juli 2021   07:27 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya, minat baca orang Indonesia itu rendah. Tapi kata yang lain, akses buku bacaan yang tidak tersedia di banyak tempat. Jadi yang benar apa? Minat rendah atau akses buku tidak ada? Bingung kan.

Ada lagi contoh. Ada orang yang menuntut orang lain untuk menerima pendapatnya. Tapi di saat lain, dirinya sendiri langsung menolak pendapat yang bertentangan dengan pikirannya. Bingung lagi kan.

Banyak orang bilang dirinya "open minded". Tapi giliran berbeda pendapat ditolak. Berbeda pilihan langsung bikin "garis pembatas". Katanya pikiran terbuka. Tapi pendapatnya mau diterima orang lain. Giliran pendapat orang lain yang berbeda buru-buru dibantah lalu dicari alasan ilimiahnya. Pasti bingung lagi kan.

Saat masih miskin. Selalu menuding orang kaya itu egois. Tidak mau menolong orang miskin. Orang disebut kapitalis, menumpuk harta dilarang dalam agama. Eh, saat sudah kaya. Justru orang miskin yang dituding sebagai orang malas. Tidak mau kerja keras, dianggap kaum yang maunya ditolong. Makin bingung lagi kan.

Zaman boleh maju, era boleh digital. Tapi di saat yang sama, kualitas orang-orangnya belum tentu jadi lebih baik. Karena terlalu percaya pada pikirannya sendiri. Hidupnya ber-standar ganda.

 

Standar ganda itu sikap. Orang yang tidak tidak konsisten dalam menilai sesuatu. Bilangnya objektif tapi nyatanya lebih memihak pada pikiran dirinya sendiri. Standar ganda itu bisa disebut hipokrit. Lebih umum lagi disebut orang munafik. Bermuka dua dalam menetapkan standar. 

Kenapa banyak orang ber-standar ganda?

Karena mereka lebih gemar dan terbiasa 'menakar dan mengukur' orang lain pakai takaran pikirannya sendiri. Kerap menilai orang lain dari 'sudut pandang' dirinya sendiri. Dan tidak mampu memahami orang lain dari sudut pandang yang berbeda.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun