4. Tunjukkan bukti dengan perbuatan, jangan ladeni omongan dengan omongan
5. Tetaplah bersikap baik
Jadi, manusia kepo itu tidak usah digubris. Barkan waktu yang akan membuktikannya. Bila perlu bikin orang-orang kepo sampai capek sendiri. Bahwa apa yang dilakukannya itu sia-sia dan tidak ada manfaat sama sekali. Karena memang orang kepo itu lebih senang "melihat ke luar" daripada "menengok ke dalam" Lebih suka ngurusin orang lain daripada urus dirinya sendiri.Â
Manusia kepo lupa. Bahwa Allah SWT membenci tiga perkara: 1) bergosip (qiila wa qaala), 2) menyia-nyiakan harta, dan 3) banyak bertanya". Sebab itulah, manusia kepo lupa muhasabah diri, lalai untuk introspeksi diri. Kenapa bisa kepo? Karena mereka senang bergunjing, gemar bergosip sambil ngomongin orang, bahkan suka mengungkap aib orang lain. Dan yang pasti, manusia kepo itu tidak pernah membaca buku dan sedikit sekali mengaji.
Sampai kapan pun, manusia kepo tidak akan pernah kelar dengan dirinya sendiri. Sehinga banyak tanya dan mau tahu saja urusan orang lain. Dalam hal apa pun, soal siapa pun. Oleh karena itu, taman bacaan di mana pun harus hadir. Selain untuk tegakkan tradisi baca dan budaya masyarakat. Sekaligus jadi "lawan tanding" dari manusia-manusia kepo.
Dan terakhir, saat bertemu manusia kepo. Katakan "Tidak usah ngurusin hidup orang lain. Hidup elo saja berantakan. Tapi kalau mau ngurusin hidup orang, jangan tanggung-tanggung. Sekalian urusin baju kotor, makan minum, dan bayar token listrik biar sempurna". Salam literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #LiterasiKepo