Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat Dikelilingi Orang Kepo, Ini 5 Cara Menghadapinya

6 Juli 2021   07:34 Diperbarui: 6 Juli 2021   08:37 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan suka kepo dengan urusan orang lain. Apalagi urusan itu tidak ada faedahnya.  Selain terbuang waktunya sia-sia, manusia kepo itu hanya sibuk hati dan pikiran untuk hal yang tidak penting. 

Hari gini, manusia kepo bisa jadi bertebaran di mana-mana. Orang-orang yang kerjanya mau tahu urusan orang, Kerjanya mengintip laju orang lain. Memata-matai orang lalu bikin gosip dan berita bohong. Apalagi di tengah PPKM darurat akibat Covid-19. Manusia kepo kian liar. Orang meninggal dunia karena sakit, bilangnya karena Covid-19. Oksigen langka karena tabung-nya yang terbatas dibilang oksigen-nya yang langka. Bahaya sekali manusia kepo.

Hidup siapa pun. Suka tidak suka, kian dikelilingi orang-orang yang suka kepo.  Kaum yang pengen tahu apa saja, hingga ke hal-hal yang sangat pribadi. Dari mulai teman, tetangga, saudara, bahkan orang yang cuma sekadar kenal doang. Manusia kepo itu muncul dalam berbagai varian, seperti wabah Covid-19.

Manusia kepo itu aneh. Dia tidak tahu banyak tentang orang lain. Lalu, dia bertanya kepada orang lain yang belum tentu benar.  Kemudian, berasumsi sesuai perasaannya. Diolah sedikit dengan pikirannya, lalu disimpulkannya sendiri. Anehnya, manusia kepo itu tidak pernah bertanya kepada orangnya langsung. Entah, apa yang meracuni pikiran dan perilaku si manusia kepo? Tapi saat dikomplian, si manusia kepo bilang sebagai wujud kepedulian. Makin aneh saja manusia kepo. Ngelahiri tidak, nyekolahin tidak, ngasih makan tidak. Tapi sibuk ngurusin orang lain.

"Ehh, si anu sekarang kerja di mana?". Ngomong-ngomong, si anu udah nikah apa belum sih?. Itu duitnya dari mana ya?. Begitulah kira-kira taktik manusia kepo saat memulai obrolannya. Tentu, teman ngobrol-nya juga manusia kepo. Orang-orang yang tidak pernah baca buku, gemar gosip, dan suka ngurusin orang lain.

Ketahuilah, manusia kepo itu semua niat dan motifnya jelek. Manusia kepo lupa, apa yang dilakukannya (dalam Islam) tergolong "tajassus". Yaitu mengorek-orek berita atau memata-matai orang lain. Makanya tajassus atau kepo itu dilarang. Aneh lagi manusia kepo. Dilarang malah dilakukan. Sementara sholat dan ibadah diperintah, malah tidak dilakukan.

Berhadapan dengan manusia kepo itu menyebalkan. Kadang, manusia kepo pun sulit dihindari. Dia ada di mana-mana. Maka harus punya cara tersendiri saat menghadapi manusia kepo. Saat bertemu manusia kepo, setidaknya hadapi dnegan cara ini:

1. Sedikitkan waktu berhubungan dengan orang kepo.

2. Abaikan orang-orang kepo yang ada di dekat kita.

3. Sering-sering ubah topik dan aktivitas yang dipantau orang kepo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun