Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soal The King of Lip Service yang Viral, Anak Muda Buta Etika

29 Juni 2021   17:34 Diperbarui: 29 Juni 2021   18:17 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lagi-lagi dunia maya dibikin heboh. Saat BEM UI mengungggah cuitan "King of Lip Service" dengan gambar Pak Presiden. Agak sulit untuk menjelaskan hal-hal begini di dunia maya. Maklum, rakyat dunia maya dan netizen itu terlalu universal. Bisa jadi, banyak interpretasi banyak tafsir soal itu. Atau paling tidak, cuitan itu memancing sentimen kaum kontra yang belum bisa move on. Dan sebaliknya, bikin geram kaum pro yang merasa terganggu kenyamanannya.

Maka terlepas dari konten. Menarik untuk menanggapi soal "King of Lip Service" ini. Bila diterjemahkan berarti "raja layanan bibir". Apa yang salah dengan layanan bibir? Bukankah di dunia maya, tidak sedikit orang yang "juara" layanan bibir? Orang-orang yang jago ngomong tapi gagal berbuat. Bila diartikan "mengumbar janji manis", mungkin hampir semua laki-laki pernah mengumbar janji manis kepada wanitanya. Akhirnya, harapan pun tidak sesuai dengan kenyataan.

Maka saya tidak mau mengomentari konten-nya. Terlalu relatif dan debatable. Tapi justru saya ingin bernasehat kepada adik-adik mahasiswa BEM UI. Untuk anak muda yang menyebut "King of Lip Service". Mungkin dengan cuitan Anda, boleh jadi, sebagian orang bilang Anda hebat, keren, dan berani. Dan sangat mungkin juga sebagian orang tadi, persis seperti Anda pula dapat dikatakan "buta etika". Ya, gagal paham soal etika.

Anda tahu apa itu etika? Izinkan saya memberi tahu ya.

Etika itu ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak atau moral. Soal yang mampu membedakan perbuatan mana yang baik dan mana yang buruk. Maka etika masuk ke filsafat, karena di dalamnya ada nilai-nilai, tentang baik dan buruknya tindakan. Maka etika terkait erat dengan moral. Memang tidak mengikat, tapi anak kampus pun punya tanggung jawab moral.  Karena etika, hidup kita jadi ada tatatan; ada kendali dalam bertingkah laku, di antara yang pantas dan tidak pantas.

Begini anak muda. Kalau urusan mencetak orang pintar, bangsa ini sudah sangat mahir. Dan itu tidak perlu lahir dari kampus. Kalau urusan mencetak orang pemberani, bangsa ini pun banyak yang pemberani. Pergi dan bergaullah dengan tukang daging di pasar, hidupmu akan sangat berani dan penuh darah. Kalau urusan pengen jadi orang keren, bangsa ini pun bejibun orang-orang keren. Di senayan ada, di televisi ada, di medsos banyak. Orang keren segudang di negeri ini.

Tapi sayang anak muda. Semua orang pintar, orang berani, dan orang keren yang Anda temui itu sering "buta etika". Tidak paham etika tapi jago ngomong etika untuk orang lain. Tahu aturan tapi sulit memahami aturan itu. Persis seperti Anda dan sebagian orang yang bilang Anda keren hanya soal cuitan doang.

Kenapa bisa buta etika?

Karena Anda sendiri tidak tahu cara ber-media sosial. Bila istilah "The King of Lip Service" artinya janji manis. Maka buktikan dengan data dan kirimkan kajian serta rekomendasinya seperti apa? Apa yang harus dilakukan negara ini dan Pak Presiden. Silakan mengkritik dengan cara-cara yang ilmiah dan berdasar data. Bukan tidak tuntas dan hanya mencari viral-nya doang. Buktikan saja berapa yang "janji manis" dan berapa yang "tidak janji manis". Biar fair dan objektif. Anda patut tahu, anak muda. Di dunia maya, kalimat yang lengkap saja bisa dipotong jadi hoaks atau ujaran kebencian. Apalagi cuma slogan "The King of Lip Service" jadi terlalu multitafsir. Saya yakin niat Anda pasti baik. Tapi sayang Anda, tidak tahu etika dan mungkin sedikit bermasalah secara moral.

Anda harus tahu, prinsip etika itu sederhana, hanya butuh 2 syarat: 1) tahu mana yang benar dan 2) tahu mana yang salah. Nah, Anda kan mahasiswa. Buktikan mana yang benar dan mana yang salah? Jangan menghakimi atau mengeneralisasi 1 soal salah untuk 9 soal yang benar. Di situlah, saya menyebut "buta etika". Maaf ya anak muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun