Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ada Banyak Hal Sederhana yang Bisa Dituliskan, Terus Kamu Ngapain?

19 Juni 2021   11:12 Diperbarui: 19 Juni 2021   11:18 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ditanya gimana caranya menulis?

Saya jawab, menulis itu sederhana. Itu artinya, menulis itu tidak perlu rumit, kompleks atau ruwet. Memang apa sih yang mau ditulis? Kenapa pula berpikirnya jadi rumit. Menulis itu sederhana. Maka menulis jadi mudah. Asal mau dilakukan. Karena menulis tidak butuh diomongkan apalagi diniatkan. 

Sebagian besar orang pintar bilang, menulis itu butuh ide.

Itu tidak salah. Tapi tidak sepenuhnya benar. Apa menulis selalu punya ide? Menulis itu bisa kok di mana saja, bahkan kapan saja. Saking sederhananya, menulis kadang tidak butuh ide. Menulis itu hanya butuh laptop dan waktu. Selebihnya, menulis saja seperti saat ngomong. Bila jago ngomong, kenapa tidak jago menulis? Sederhana kan.

Menulis memang sederhana. Dan siapa pun pasti bisa menulis.

Masalahnya, banyak orang ngomong menulis. Tapi tidak dilakukannya. Itulah yang bikin menulis jadi tidak sederhana. Tidak usah kebanyakan ide, jangan banyak berpikir. Tulis saja apa yang mau ditulis. Tulis saja pengalaman, pengetahuan atau perasaan diri sendiri. Sederhana lagi kan. 

Satu hal yang harus dihindari dalam menulis. Tidak usah kebanyakan berpikir. Itu penting, Karena apa pun, tidak ada hal yang bisa selesai akibat dipikirkan. Menulis pun begitu. Tidak akan ada tulisan yang jadi karena dipikirkan. Menulis adalah perbuatan. Menulis itu perilaku. Jadi, praktik saja menulis. Jadi resep paling ampuh, ya menulis itu sendiri. Menulis, menulis, dan menulis.

Belum percaya, bahwa menulis itu sederhana?

Tentu, jangan percaya. Karena menulis bukan agama. Menulis juga bukan kepercayaan. Tapi menulis adalah kebiasaan. Semakin terbiasa menulis maka semakin baik. Bila tiap hari menulis, insya Allah hasil tulisannya akan tercapai. Menulis bukan topik seminar, bukan pula bahan diskusi. Menulis itu dilakukan. Sama sekali, menulis itu tidak menarik untuk dibahas. Menulis ya ditulis.

Mau contohnya. Sebagai Kepala Program TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor, saya selalu bikin tulisan. Apapun aktivitasnya dituliskan. Semua yang terkait dengan pengalaman di taman bacaan pun saya tulis. Semua terkait dengan pengetahuan tentang taman bacaan pun ditulis. Apalagi terkait perasaan sebagai pegiat literasi di taman bacaan, pasti saya tuliskan. Jadi menulis tidak usah banyak ide. Asal punya pengalaman, pengetahuan, dan perasaan pasti bisa dituliskan. Bahkan lebih orisinal, lebih membumi sesuai dengan fakta yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun