Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Catatan Pelesiran Farah dan Farid, Batam dalam Cerita

17 Juni 2021   00:28 Diperbarui: 17 Juni 2021   00:33 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa pun pernah pelesiran. Tapi tidak banyak orang yang berani pelesiran justru di saat sedang ujian akhir semester. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang. Kebanyakan orang takut keluar, apalagi pelesiran. Sangat bisa dimaklumi.

Tapi berbeda, apa yang dilakukan Farah Gammathirsty Elsyarif, siswa kelas 8 SMPN 110 Jakarta Selatan. Justru saat ujian berlangsung, Farah pelesiran ke Batam, dari 14-16 Juni 2021. Tentu, dengan protocol Kesehatan yang ketat. Dari mulai tes antigen, masker, dan selalu menjaga jarak. Ditemani kakaknya Farid Nabil Elsyarif, mahasiswa prodi Statistika FMIPA Universitas Brawijaya yang kebetulan sedang libur kuliah. Pelesiran adik-kakak ini difasilitasi abi-nya, Syarifudin Yunus yang kebetulan ada kerjaan terkait dengan peraturan perusahaan dan job grading sebuah grup usaha di Batam.

Tiba di Bandara Hang Nadim Batam sekitar pukul 15.00 WIB, Farah dan Farid yang baru kali pertama ke Batam menghabiskan sorenya di Hotel Asialink Batu Ampar. Seusai Maghrib, mereka menghabiskan malam di Nagoya Foodcourt. Sambil menikmati hidangan seafood yang luar biasa, utamanya kepiting dan ikan kerapu. Tak lupa kuah sapo tahu kian menghangatkan suasana makan malam di kawasan kuliner terbuka. Mereka memang penikmat seafood yang luar biasa. Setelah pukul 9 malam, kuliner pun belum usai. Farah dan Farid pun mampir ke Durian Datok untuk menikmati durian MusangKing yang luar biasa. Maka lengkaplah hari pertama mereka pelesiran di Batam.

Esoknya tanggal 15 Juni 2021, Farah dan Farid bergeser ke Hotel SwissBel Harbour Bay Nagoya. Di sini, mereka menikmati makan siang di Harbour Bay Seafood dipinggir laut sambil menikmati panorama nelayan dan kapal-kapal Ferry yang biasa dipakai pelancong menyeberang ke Singapura. Hembusan angin laut pun menambah cerita sensasi Farah dan Farid. Katanya sayang pandemic Covid-19, bila tidak, mungkin mereka akan menyeberang ke Singapura. Mumpung lagi di Harbour Bay Batam, batinnya.

Siang harinya, mereka jalan-jalan ke Nagoya Hills sambil mencari snack untuk menemani waktu santainya di hotel. Adik-kakak yang begitu menikmati perjalanannya ke Batam. Apalagi jalan-jalan di sekitarnya tidak ada yang macet. Tidak seperti di Jakarta yang tetap crowded sekalipun pandemic Covid-19 bahkan angka terpapar-nya kian meninggi. Berjalan kaki di pinggir jalur pedestrian, Farah dan Farid kian asyik menikmati siangnya dengan hembusan angin yang menyegarkan. Hingga tiba di waktu sore, mereka pun berbasah-basah di kolam renang hotel. Sambil menikmati capucino dingin sesekali saat berenang. Abi-nya pun menikmati sauna yang menghangatkan lagi menyehatkan.

Di malam hari, makan malam di resto lokal persis di pinggir laut Harbour Bay. Semakin menakjubkan, karena suasana lampu-lampu temaram sepanjang pinggir laut seakan merasuk hingga ke jiwa. Agak gelap tapi indah. Sinar lampu-lampu pun begitu menggairahkan. Berfoto ria di suasana malam mendominasi perjalanan mereka.

Tibalah di hari terakhir (16/6/2021), Farah dan Farid pun menikmati sunrise di Harbour Bay sambil olah raga berjalan kaki. Menikmati cerahnya pagi di pinggir laut sambil mengabadikan Gedung Marina Bay Singapura yang memang terlihat dari Harbour Bay Batam. Mereka pun rileks sejenak di Morning Bakery di kawasan wisata keren di Batam ini. Apa pun yang mereka lakukan selama di Batam, intinya agar bisa jadi cerita di kemudian hari. Pelesiaran di masa pendemi Covid-19, tentu memberi kenangan tersendiri.

   

Puas dengan kulineran seafood dan panorama Harbour Bay, Farah dan Farid pun menyempatkan berbelanja oleh-oleh khas Batam berupa Rocklate, Bingka, Kek Pisang, dan Brown Skat. Hingga akhirnya di sore hari, siap meninggalkan Batam untuk Kembali ke Jakarta.  Maka, jadilah Batam dalam cerita.

Pelesiran, sejatinya bagi siapa pun. Ada pesan moral yang bisa dicatat. Bahwa hidup adalah perjalanan, bukan pelarian. Maka tetap fokus pada masalah untuk diselesaikan, pelajaran untuk dimengerti, dan pengalaman untuk dinikmati. Salam pelesiran #FarahFarid #BatamdalamCerita #VisitToBatam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun