Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Jalan Pensiunan Tentara yang Lurus, In Memoriam A Lotang Yunus

11 Juni 2021   10:31 Diperbarui: 11 Juni 2021   10:33 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era begini, bisa jadi hidup kian sulit diterka. Hidup yang lurus atau bengkok? Atau kawan saya bilang "ada yang lurus dianggap bengkok dan ada yang bengkok dianggap lurus". Maklum, katanya ini era digital atau era media sosial, apa saja bisa dilakukan.

In Memoriam ke-2, almarhum A. Lotang Yunus (ALY) sang prajurit teladan kali ini, saya menulis tentang "selamat jalan pensiunan tentara yang lurus". Sosok yang lurus dalam pekerjaan, lurus di keluarga, lurus di lingkungan bahkan lurus dalam urusan kepada Allah SWT. Dan kelurusan itu terlihat jelas di mata saya sebagai anak yang telah menemani beliau selama 51 tahun terakhir.

Adalah A. Lotang Yunus, anak yatim piatu kelahiran 11 April 1945 asal Bengo Maros Sulsel pun akhirnya berkelana ke Jakarta. Dan pada 8 Juni 2021 pukul 15.16 WIB telah pergi untuk selamanya di usia 76 tahun. Sosok pensiunan tentara yang patut jadi teladan dan panutan. Seorang yang dikenal lurus dalam hidupnya. Sekalipun beban hidup yang menderanya sejak muda hingga memiliki 4 anak (Syarif, Leha, Udin, Andri). Tetap lurus walau hidup dalam keterbatasan, moral yang tidak mudah diimplementasikan di masa kini.

Saya menuliskan ini sebagai bentuk penghormatan seorang anak kepada bapaknya. Di samping menjadi hikmah sekaligus kenangan bagi anak-anaknya, cucu-cicitnya dan pembaca. Sebuah tradisi baru dalam kedukaan. Bukan hanya selalu berdoa tapi juga mau menuliskan "hikmah kematian" untuk dirinya sendiri atau keluarganya.

Ambo Lotang Yunus (ALY), selamat jalan pensiunan tentara yang lurus.

Judul ini dibuat bukantanpa alasan. Karena hidup yang lurus sangat penting untuk semua orang. Lurus bisa diartikan baik, lurus bisa juga disebut tidak menyimpang. Apalagi tetap lurus dalam hidup yang kekurangan, tetap lurus dalam keterbatasan. Lalu, seberapa lurus pensiunan tentara bernama A. Lotang Yunus. Sungguh, ada beberapa alasan yang pantas dibagi tentang sosok pensiunan tentara yang lurus:

1. Lurus dalam pekerjaan. Sebagai tentara berpangkat peltu, ALY jadi bukti prajurit yang lurus. Tidak neko-neko, menerima apa adanya. Sekalipun gajinya kecil dan uang lauk pauk pun masih Rp. 40.000 per bulan. Maka seusai kerja jadi tentara Kostrad di Gambir, dia sudi berjalan kaki untuk menjadi security di perusahaan swasta. Sekadar menambah penghasilan untuk membiayai istri dan 4 anaknya. Dia hanya tahu bekerja keras dan mengabdi kepada bangsa dan negara. Menjalankan pekerjaan sebaik mungkin sebagai wujud syukur "anak perantau".

2. Lurus di keluarga. Sebagai kepala keluarga, ALY sangat mencintai istri dan 4 anaknya walau hidupnya prihatin. Dia sangat melindungi dan mengayomi keluarganya. Suami yang tanggung jawab dan ayah yang melindungi anak-anaknya. Sosok yang tegas (bukan keras) di keluarga tapi tetap humoris. Karena beliau senang bercerita pengalaman dan kisah hidupnya kepada anak-anaknya. Saya dan adik-adik merasakan, ALY adalah ayah yang membesarkan anaknya dengan pengalaman pribadinya sebagai pelajaran hidup.

3. Lurus di lingkungan. Sebagai warga masyarakat, dia punya komitmen yang tinggi. Pernah jadi bendahara RT, pernah jadi Pembina keamanan lingkungan. Bahkan aktif di berbagai pertemuan warga dan mengambil peran untuk menyelesaikan masalah sosial. Bahkan di keluarga besar pun, ALY sering jadi "pembaca doa" dengan tata cara yang diyakininya.

4. Lurus dalam urusan kepada Allah SWT. Sebagai hamba Allah SWT, ALY sangat kental menjalankan agaman dan mengajari anak-anaknya. Semua anaknya diajari "mengaji tradisional" oleh dia sendiri sepulang kerja. Memukul jari tangan dengan kayu kecil bila salah baca saat mengaji jadi budaya di rumahnya. Allah SWT adalah modal hidupnya sejak muda, dewasa dan hingga akhir hidupnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun