Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menengok Aktivitas Berantas Buta Aksara di Kaki Gunung Salak

4 Juni 2021   08:08 Diperbarui: 4 Juni 2021   08:12 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Sehebat apapun ekonomi suatu bangsa. Bila masih ada kaum buta aksara belumlah paripurna. Maka buta aksara di manapun harus diberantas. Dan untuk itu, butuh bantuan mereka yang bisa. Mengajarkan mereka, kaum buta aksara.

Memang tidak mudah. Namun praktik baik para relawan sangat dibutuhkan untuk mengajar buta aksara secara konsisten. Karena mereka, hanya butuh latihan membaca dan menulis secara rutin. Keadaan yang sama sekali tidak dialaminya, saat masih anak-anak.

Menurut Direktorat PMPK (PMPK), saat ini tinggal 1,78 penduduk Indonesia yang masih buta aksara. Itulah pekerjaan rumah bersama yang harus dituntaskan. Maka gerakan literasi bahkan taman bacaan, sejatinya tidak boleh meninggalkan kaum buta aksara.

Sebagai wujud kepedulia terhadap kaum buta aksara, TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor pun telah 3 tahun ini menjalankan GErakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) yang diikuti 9 ibu-ibu kaum buta huruf yang berasal dari kalangan tidak mampu. Mereka belajar dari mulai mengeja kata, menulis nama, membuat tanda tangan, membaca kata, berhitung, hingga kini masih berproses untuk melancarkan membaca dan menulis. Seminggu 2 kali rutin belajar baca-tulis. 

Mungkin suatu saat nanti, mereka benar-benar terbebas dari belenggu buta aksara. Tak lupa tersedia "hadiah" untuk kaum buta aksara berupa seliter beras atau mie instan. Agar mereka tetap mau datang dan belajar di taman bacaan. Tujuannya sederhana, agar mereka melek baca dan tulis. Di samping jadi lebih dihormati anak-anaknya.


GEBERBURA telah menjalankan praktik baik pemberantasan buta aksara. Dan akan terus konsisten mengajarkan kaum buta aksara, di samping tetap mengajak kaum ibu-ibu dan bapak-bapak untuk bergabung ke program berantas buta aksara. Jangan ada lagi gengsi atau malu, datanglah untuk belajar. GEBERBURA TBM Lentera Pustaka pun sering dijadikan narasumber dan liputan pemberantasan buta aksara dari CNN TV, Tonight Show NET TV, DAAI TV, dan TV Parlemen.

Apalah arti kehebatan yang kita raih sebagai bangsa, bila kaum buta aksara tetap tidak dapat merasakannya? @Gerakan BERantas BUta aksaRA (GEBERBURA) TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Salam literasi #GeberBura #TamanBacaan #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #RelawanTamanBacaan

TBM Lentera Pustaka: IG: @tbmlenterapustaka - FB: Lentera Lentera --

Web: https://tbmlenterapustaka.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun