Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Soal TWK Berbunyi, Pilih Al Quran atau Pancasila?

3 Juni 2021   04:20 Diperbarui: 3 Juni 2021   04:43 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tes Wawasan Kebangsaaan (TWK) sebagai syarat alih status pegawai KPK menjadi ASN mengundang kontroversi. Ketika ada soal kira-kira berbunyi "pilih mana Al Quran atau Pancasila?"

Menengok pertanyaan itu, mungkin tiap orang punya jawaban berbeda. Dan punya alasan sendiri-sendiri. Sebagai makhluk beragama tentu menjawab Al Quran. Sebagai warga negara tentu menjawab Pancasila. Atau jawabnya, Al Quran itu kitab suci Agama Islam sedangkan Pancasila itu dasar negara Indonesia. Bisa, pertanyaan soal itu dapat dikatakan "ambigu" alias tergantung konteksnya.

Lalu, bagaimana bila ada soal tes berbunyi seperti ini. "Kenapa pohon mangga yang ada di depan rumah harus ditebang?". Apa jawabnya menurit Anda? Bisa jadi ada yang menjawab, karena 1) mengganggu jalanan, 2) banyak ulat bulu yang membahayakan, 3) sejak ditanam 10 tahun lalu tidak ada buahnya, atau 4) kalau dicabut sulit dan berat. Jadi, adakah jawaban yang paling tepat?

Terlepas dari polemik yang terjadi. Saya hanya ingin menyoroti tentang kriteria dasar bahan ujian atau soal yang bermutu baik. Apakah pertanyaaan "pilih mana Al Quran atau Pancasila" sebagai soal tergolong bermutu baik?

Esensinya, soal tes apa pun seharusnya dipersiapkan secara baik dan berkualitas. Soal harus mampu mengukur apa yang mau diukur secara mutlak. Bukan menimbulkan tafsir atau jawaban yang relatif. Soal tes untuk siapapun, setidaknya harus memenuhi 2 kriteria dasar, yaitu:

1. Adanya kesesuaian antara materi yang ditanyakan dan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Agar hasilnya dapat memberikan informasi tentang siapa yang telah mencapai tingkatan pengetahuan tertentu yang disyaratkan sesuai dengan tuntutan kurikulum.

2. Ada hasil atau data yang dapat dijadikan landasan bagi pengembangan standar pengetahuan atau pembelajaran.

Karena itu, soal tes yang bermutu baik harusnya dapat membantu guru atau pimpinan dalam meningkatkan aspek kognisi, sikap, dan perilaku orang yang diuji. Dalam konteks pendidikan, soal harus dapat meningkatkan pelaksanaan proses belajar-mengajar. Jadi, soal yang bermutu baik itu sederhana. Harus dapat memberikan informasi dengan tepat tentang orang yang belum atau sudah memahami materi yang telah diajarkan. Bukan sekadar benar-salah jawabannya.  

Soal atau bahan ujian, sejatinya harus mampu membedakan setiap kemampuan orang yang belajar. Semakin tinggi pemahaman materinya, maka semakin dapat diterima alasannya, di samping semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal yang ditanyakan. Dan lebih dari itu, syarat soal yang bermutu baik adalah harus sahih atau valid dan andal atau reliabel. Valid artinya soal itu sah sebagai alat ukur untuk mengukur satu dimensi saja. Reliabel maksudnya soal itu andal bila dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajek. Maka siapapun yang menjadi penyusun soal harus merumuskan kisi-kisinya, memenuhi kaidah penulisannya dan yang tidak kalah penting adalah pedoman penilaiannya.

Jadi, ketika ada soal berbunyi "pilih mana Al Quran atau Pancasila?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun