Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Literasi Cuek Bebek, Biar Santai Asal Selamat

3 Mei 2021   16:00 Diperbarui: 3 Mei 2021   16:09 622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Pasti, semua tahu dong binatang bernama bebek?

Konon kata orang pintar, bebek itu binatang dengan tingkat kecerdasan yang rendah. IQ bebek katanya lebih rendah daripada Anjing. Intelegesia bebek mungkin slow. Sementara anjing IQ tinggi. Maka anjing mudah dilatih, pendengarannya pun sangat tajam. Di atas kertas, bebek memang kalah gesit dibanding anjing. Tapi bebek bisa jadi binatang yang tergolong cuek lagu sabar walau tidak cerdas.  

Saking cueknya, banyak orang memakai istilah "cuek bebek". Karena bebek, skiapnya acuh tak acuah. Santai saja. Tapi bebek pun tidak usil dan tidak pernah mau mengurusi ucapan atau perilaku orang lain. Makanya, "cuek bebek".

Banyak orang lupa. Bebek itu hebat. Karena faktanya. Di jalanan, hampir tidak pernah ada atau terdengar ada BEBEK MATI karena tertabrak. Sementara ANJING banyak yang mati di jalanan karena tertabrak. Bebek memang tidak cerdas. Tapi nyaris lebih selamat daripada anjing yang lebih cerdas. Ironis juga ya.

Kok bisa sih, bebek tidak pernah tertabrak di jalanan?

Itulah hebatnya bebek. Sekalipun tidak secerdas anjing, bebek itu hidupnya istimewa. Karena bebek hidupanya selalu berjamaah, selalu bersama-sama. Bebek selalu kompak dalam satu Langkah dalam hidupnya. Kemana pun perginya, bebek selalu bersama rombongannya. Tidak terpecah-pecah. Bahkan barisannya sangat teratur. Maka saat menyeberang jalan, seluruh "pengguna jalan" akan berhenti semua. Untuk menghormati rombongan "para bebek" melintas. Bebek selalu kompak, selalu bareng-bareng ke mana pun 

Berbeda dengan anjing. Tidak kompak dan lebih suka "jalan sendiri-sendiri". Maka wajar bila anjing ketemu anjing bukannya kompak, malah berkelahi. Saling ribut. Setelah itu, lari terbirit-birit ke jalanan.  Akhirnya tertabrak mobil. Mati deh anjing itu. Ikut berduka cita ya Njing..

Sebut saja, namanya "literasi cuek bebek".

Tidak apa hidup tidak cerdas asal selamat. Santai tapi kompak seperti bebek. Jangan seperti di medsos atau grup WA. Pilpres sudah rampung masih saja saling nyinyir, saling sindir. Ribut soal perbedaan. Berdebat soal masa lalu kok tudak selesai-selesai. Orang yang hidupnya ribet. Aneh. Bila tidak sama, kenapa tidak boleh beda ya?

Maka, ada baiknya gerakan literasi pun berjiwa seperti "bebek". Namanya literasi cuek bebek. Apapun keadaannya dan apapun kata orang, tetaplah kompak. Taman bacaan di mana pun harus tetap eksis. Demi tegaknyatradisi baca dan budaya literasi. Taman bacaan itu "jalan sunyi" maka harus kompak dan penuh kebersamaan. Jangan tercerai-berai, nanti bisa bernasib kayak anjing. Mendingan kompak kayak bebek, biar selamat. 

Literasi cuek bebek. Mungkin hari ini relevan dan bisa jadi filosofi hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun