Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Diskusi Pedagogik IKA UNJ, Atasi Masalah PJJ dengan Komunikasi Intensif

31 Maret 2021   15:13 Diperbarui: 31 Maret 2021   15:23 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia pendidikan harus cepat merespon semua kebutuhan dan tantangan akibat Pandemic covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia setahun terakhir. Begtu simpulan Forum Diskusi Pedagogik IKA UNJ hari ini (31/03/2021) yang diikuti 120 peserta. Salah satu tantangannya adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi proses belajar mengajar baik di kampus maupun di sekolah. Sekalipun proses belajar mengajar dilakukan melalui pembelajran jarak jauh (PJJ). Namun masalahnya tidak terbatas soal momentum transformasi pendidikan berbasis teknologi informasi atau digital. Tapi lebih ari itu, nyatanya hak didik atau hak belajar anak-anak didik sama sekali belum terpenuhi.

"Teknologi itu baru bisa memenuhi salah satu aspek saja dari kebutuhan pendidikan kita, yakni kognisi (transfer ilmu dan pengetahuan). Belum menyentuh aspek penting lainnya yakni afeksi (nilai-nilai, dan pembentukan karakter) dan psikomotorik. Maka persoalan pedagogik selama PJJ harus segera diatasi" ujar Juri Ardiantoro, Ketua Umum IKA UNJ saat membuka Forum Diskusi Pedagogik IKA UNJ.

Untuk itu jawabnya terletak pada optimalisasi mekamisme komunikasi intensif antara sekolah dengan orang tua. Aspek afektif dan psikomotorik, seharusnya dapat dipenuhi dengan baik jika ada proses yang intens antara anak didik, guru, orang tua dan lingkungan. Interaksi intens inilah yang akan memonitor perkembangan anak, memeriksa potensi diri anak sekaligus memitigasi aspek-aspek yang dianggap perlu diperbaiki, dan juga mendorong dan memfasilitasi potensi, bakat, minat dan pilihan-pilihan anak didik setelah lulus. Interaksi intens ini juga dapat mengasah potensi kepemimpinan, yakni kemampuan mengenali problem-problem yang dihadapai dan mampu mencari berbagai alternative peneyelaian dan membuat keputusan atas apa yang diyakininya.

Maka dalam Forum Diskusi Pedagogik IKA UNJ ini direkomendasikan pola komunikasi intens melalui cara membangun inisiatif, khususnya dari institusi sekolah. Sekolah harus dapat menyiapkan guru-guru yang dapat mengadaptasi pola baru ini, menyiapkan perangkat dan mekanisme komunikasi dengan orang tua, bahkan sekolah dapat menyiapkan kurikulum atau program belajar dengan metode ini. Dengan cara ini krisis pedagogi berupa hilangnya fasilitasi, pendampingan, dorongan, reward, dan punishment kepada anak didik dapat diatasi dan dihidupkan kembali. Sehingga tujuan pembelajaran dan aspek pedagogic pendidikan dapat dicapai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun