Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampanye Literasi, Apa Sih Arti Hidup Bahagia?

20 Maret 2021   07:29 Diperbarui: 20 Maret 2021   07:31 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampanye Literasi #51 -- LITERASI HIDUP BAHAGIA

Saat ditanya seseorang. Tentang apa artinya hidup bahagia?

Agak sulit menjawabnya. Tapi banyak orang mendambakan hidup bahagia. Karena bahagia didefinisikan seperti "emas". Bersinar mewah, bergengsi dan mahal harganya. Bahkan tidak sedikit orang yang berperilaku seperti emas. Seakan berharga dan menyilaukan.

Banyak yang lupa. Emas memang mahal. Tapi sejatinya, untuk apa jadi "emas" bila tidak bermanfaat untuk orang lain. Bukankah emas hanya dipakai pemiliknya? Lalu, apa manfaatnya bagi yang melihatnya? Untuk apa sukses dalam karier, wajahnya cantik. Bila tidak bermanfaat untuk orang lain. Jadi jelas, bahasia itu bukan seperti emas.

Jadi bahagia itu seperti apa?

Bahagia itu cukup seperti tanah. Tanah yang tidak berkilau tapi tempat berpijak siapa pun.

Tanah, tempat tumbuhnya mawar yang indah. Tempat tumbuhnya pepohonan dan buah-buahan. Bahkan sejelek-jeleknya tanah. Mampu rumput dan tanaman luar sekalipun. Tanah memang sederhana. Tapi tugasnya mulia, hanya menumbuhkan dan menghidupkan apapun yang di atasnya.

Maka bahagia itu, bukan tentang apa yang kita punya. Seberapa hebat harta, jabatan atau pangkat kita. Tapi bahagia itu soal seberapa manfaat kita bagi orang lain. Seperti di taman bacaan, pasti tidak ada kemewahan seperti emas. Tapi taman bacaan ibarat tanah. Selalu bertekad menumbuhkan tradisi baca dan budaya literasi anak-anak. Agar mereka bisa hidup di masa depan berkat ilmu dan pengetahuan, dari buku-buku yang dibacanya. 

Bahagia itu bukan kesuksesan, bukan kekayaan. Bukan pula kepintaran.

Untuk apa sukses, bila tidak bermanfaat bagi sesama. Untuk apa kaya, bila tidak mau berbagi kepada orang membutuhkan. Dan untuk apa pintar, bila tidak mau berbagi ilmu dan memberi inspirasi bagi lingkungan sekitarnya. Sejatinya, hidup bahagia itu tentang seberapa manfaat kita untuk orang lain?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun