Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kamu Lelah, Saat Membandingkan Diri dengan Orang Lain

13 Maret 2021   09:51 Diperbarui: 13 Maret 2021   09:52 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini banyak orang lelah.

Lelah bekerja di kantor. Lelah jalan-jalan, lelah makan enak. Bahkan lelah bergosip dan menebar keburukan. Benci sana benci sini. Tanya sana tanya sini. Lalu sehari-hari, berkeluh-kesah. Hingga lelah. Dan itu terjadi, akibat perbuatannya sendiri. Hidupnya lelah.

Lelah itu sama dengan penat, letih, payah, atau lesu. Dan sebab lelah, tidak harus kurang tidur. Sebut saja, orang-orang lelah. Mereka yang hidupnya terasa letih, terasa sulit. Lelah karena kurang bersyukur. Lelah mengurusi hal yang tidak perlu diurusi. Hal yang tidak penting dinikin jadi penting. Bahkan hal kecil dibesar-besarkan. Pantas saja, makin lelah hidupnya.

Orang-orang lelah. Saat bertemu teman-temannya. Lalu bilang, "sungguh, hidup ini melelahkan". Gimana tidak lelah? Hidup kok dibikin sulit sendiri. Memang apa yang sulit? Kata siapa sulit? Lalu dibandingkan apa dan siapa bisa jadi sulit?

Orang lelah karena hidupnya tidak sederhana. Hidup dianggap beban, bukan anugerah. Padahal, hidup itu gampang. Bila mau dijadikan harapan, hidup untuk ibadah. Dalam jejak Langkah kebaikan, apa pun dan di mana pun.

Lelah, tentu boleh. Asal untuk kebaikan dan kemanfaatan. Seperti mereka yang berjuang di taman bacaan. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi. Menyediakan akses bacaan anak-anak, menularkan perilaku baca daripada bermain gawai. Itu semua pasti lelah. Tapi lelah yang berarti. Berlelah-lelah dalam kebaikan itu akhlak mulia. 

Maka jangan terlalu lelah. Bisa frustasi, bisa stress. Dan tidak menyehatkan. Kerjakan saja "bagian" kita, tidak usah urusin "bagian" orang lain. Hidup siapa pun pasti tidak akan lelah. Karena hidup, peluangnya hanya dua saja; 1) hidup jadi ibadah atau 2) hidup jadi beban. Hidup itu pun hanya dua, bila tidak bersyukur ya bersabar. Maka pangkat, jabatan, harta, pekerjaan atau apapun. Sama sekali tidak berguna bila tidak jadi ibadah.

Siapa pun pasti lelah.

Saat membandingkan-bandingkan kekurangan diri dengan kelebihan orang lain. Terlalu sibuk mengurusi orang lain, sementara lupa mengurus diri sendiri. Hingga hidup, tidak lagi "apa adanya" tapi "ada apanya". Salam literasi #KampanyeLiterasi #Tamanbacaan #TBMLenteraPustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun