Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harga Sebuah Diri Ada pada Nilai, Bukan pada Orang

2 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 2 Februari 2021   06:45 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Ini hanya sebuah spirit. Untuk para pengabdi sosial yang selalu berbuat dan bertindak untuk umat, untuk orang banyak. Agar terus bergerak untuk memperbaiki keadaan, untuk menebar kebaiakan. 

Di mana pun, siapa pun, dan untuk apa pun selagi "ada perbuatan yang dilakukan dan bukan hanya sebatas omongan". Termasuk dapat menjadi spirit bagi siapapun yang ada dan berpihak ke taman bacaan, para pegiat lietrasi yang bekrjuang demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat. 

Tentang "harga sebuah diri", yang selama ini banyak diidamkan orang.

Ketahuilah, bahwa siapa pun hanya akan dihargai dengan benar ketika dia berada di lingkungan yang tepat. Lingkungan yang literat, yang paham akan realitas kehidupan. Maka, jangan pernah berada di tempat yang salah apalagi marah. Karena tidak ada yang menghargai. Hanya mereka yang mengetahui "nilai-nilai" itulah yang akan selalu menghargai.

Siapapun termasuk taman bacaan, bisa jadi hanya hal biasa di mata orang-orang yang tidak mengenalnya. Tapi dia jadi tempat yang menarik di mata orang yang memahaminya. Karena begitu pentingnya tradisi baca di tengah gempuran era digital. Sementara orang banyak di luar sana sibuk dengan gawai. Maka anak-anak yang membaca, orang-orang yang membaca adalah "seonggok emas" di belantara kehidupan yang kian tersingkir dari perilaku baik.

Seperti manusia, pun jadi istimewa di mata orang-orang yang mencintainya. Tapi dia jadi pribadi yang menjengkelkan bagi orang-orang yang penuh kebencian terhadapnya. Siapa pun, tidak perlu berjuang untuk tampak baik di mata orang lain. Bila itu hanya kliese atau kamuflase. Tetaplah bergerak di jalan kebaikan, di jalan kemaslahatan untuk orang banyak. Seperti yang dilakukan di taman bacaan masyarakat.

Maka tidak usah berlelah-lelah untuk harga sebuah diri. Karena harga diri hanya ada pada tempat yang tepat dan perbuatan yang manfaat. Tetaplah bergerak, tetaplah bersemayam di jalan kebaikan. Harga sebuah diri, ada pada nilai bukan pada orang ... Salam Literasi #TBMLenteraPustaka #TamanBacaan #KampanyeLiterasi

Kisah lebih lanjut, silakan simak

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun