Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kampus Rujukan Menuju Panutan, Dies Natalis ke-17 Unindra

6 September 2020   22:31 Diperbarui: 6 September 2020   22:44 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selamat Dies Natalis ke-17 Universitas Indraprasta PGRI (Unindra). Semoga semakin maju dan jaya.

Membahas dies natalis suatu kampus, tentu tidak dapat dipisahkan dari sejarah. Sederhananya, kata "Dies Natalis" pun punya sejarah, yang berarti hari lahir. Konon zaman romawi, dies natalis digunakan untuk memperingati kelahiran dewa surya. Lengkapnya "dies natalis solis invicti". Lalu di KBBI, dies natalis berarti "hari ulang tahun berdirinya suatu lembaga pendidikan tinggi".

Nah kini, di 6 September 2020, persis di tengah wabah Covid-19. Unindra memperingati Dies Natalis ke-17. Bertajuk "Kita Unindra, Unindra Kita", saya pun menuliskan ini sebagai "kado untuk Unindra". Agar semakin maju, makin memberi maslahat kepada umat. Selalu peduli, mandiri, kreatif, dan adaptif bagi keluarga besarnya. Mahasiwa, dosen, staf, dan masyakarat umumnya.

Dies natalis adalah sebuah perjalanan sejarah. Sejak tahun 1994 seusai kuliah S1, saya mengabdi di Unindra saat masih bernama STKIP PGRI Jakarta pun sebuah sejarah. Tentu ada cerita panjang di dalamnya. Setelah 26 tahun mengabdi, setidaknya cerita-cerita indah bersama Unindra pun akan saya tuliskan. Suatu saat nanti 

Unindra kali ini, saya menyebutnya "Kampus Rujukan Menuju Panutan".

Mungkin sebagian orang tidak suka sejarah. Apalagi yang masa lalunya kelam. Tapi siapapun, termasuk kampus, tidak akan pernah bisa mengabaikan sejarah. Karena rekam jejak hanya ada di sejarah. Sejarah, memang cuma masa lampau. Tapi tidak ada hari ini bila tidak ada masa lampau. Apapaun dan siapapun, pasti terikat oleh sejarah. Terikat oleh ruang dan waktu. Ruang mengurai "tempat" terjadinya sejarah. Sedangkan waktu mengurai "kapan" terjadinya sejarah itu. Unindra pun demikian adanya. Telah terbukti mengisi ruang dan waktu, dari STKIP PGRI Jakarta menjadi Universitas Indraprasta PGRI.

Karena sejarah adalah cermin konsistensi atau istiqomah sebuah sikap dan perilaku. Yang hanya bisa diukur oleh waktu dan proses yang dijalankan, secara terus-menerus tanpa akhir, bukan sebaliknya. Karena apa yang terjadi hari ini sudah ada waktunya, sudah ada prosesnya. Tidak ada yang terjadi dengan sendirinya. Tentu semua atas kehendak-Nya.

Sejarah itu pula yang telah ditunjukkan Unindra, saat dies natalis ke-17 di tahun 2020 ini.

Dalam catatan ini, bolehlah saya menyebut "Unindra, Kampus Rujukan Menuju Panutan". Kampus perguruan tinggi swasta di Jakarta yang kini menjadi tempat belajar sekitar 35.000 mahasiswa dengan 1.100 dosen. Di usia "sweet seventeen", Unindra kian berkomitmen untuk 1) memberikan layanan terbaik kepada seluruh mahasiswa,2)  mengoptimalkan sarana dan prasarana belajar, baik di Kampus Gedong Pasar Rebo atau Kampus Ranco Tanjung Barat, 3) mentradisikan penelitian dan pengabdian masyarakat segenap civitas akademis-nya, dan 4) meningkatkan kompetensi dosen melalui program beasiswa S3 dosen yang mencapai 90 dosen.

Di era digital dan revolusi industri 4,0, Unindra terus "bermetamorfosis" menjadi kampaus yang menerapkan nilai-nilai yang menjadi "university culture" yang "peduli, mandiri, kreatif, adaptif". Sehingga mampu menjadi kampus yang berkualitas dan kompetititf. Demi tegaknya tradisi akademis segenap civitas akademika Unindra. Itulah yang disebut "kampus rujukan menuju panutan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun