Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

75 Tahun Indonesia, Banyakkan Cinta Sedikitkan Benci

17 Agustus 2020   09:33 Diperbarui: 17 Agustus 2020   09:30 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Sahabat, katakan dengan penuh cinta. Dirgahayu ke-75 Republik Indonesia.

Mari kita bersyukur bersama. Demi bangsa dan negara Indonesia tercinta. Agar lebih maju. Dan lebih banyak cinta daripada benci. Karena memang, tidak mudah mengatur bangsa sebesar Indonesia. Ada 270 juta jiwa. Dengan isi kepala yang berbeda-beda. Sama sekali sulit mencapai kata sepakat.

Kita, bersyukur jadi bangsa Indonesia.

Karena kita masih bisa beribadah dengan aman dan tenang. Masih bisa bermedia sosial tanpa perasaan takut. Masih bisa berpendapat sesuka pikiran. Hingga bisa "ngomongin negara" secara terbuka di televisi. Bahkan rajin mengkritik pemerintah pun justru diberi bintang penghargaan. 

Jadi, apa kurangnya demokrasi di negeri ini? Sementara di luar sana, ada bangsa yang tiap hari bergelur dnegan suara bom. Ada bangsa yang tanahnya direbut bangsa lain. Bangsa yang belum reda dari perang saudara. Bangsa-bangsa yang kepulan asap roket menghantui rakyatnya, kaum minoritas yang ibadahnya dikebiri, hingga di rumah pun bisa meregang nyawa. Sekali lagi, kita patut bersyukur.

Bahwa bangsa Indonesia punya utang iya. Bahwa bangsa ini belum mampu menyejahterakan rakyat yang miskin itu pasti. Bahkan masih banyak "pekerjaan rumah" bangsa ini yang harus dibenahi itu pasti. Itu semua tanda, bangsa Indonesia dan kita harus berani mengoreksi diri sendiri.  Berani memperbaiki diri.

Ada yang bilang, utang bangsa ini sangat besar. Bisa iya, bisa tidak. Tergantung kita mau lihat dari sisi mana? Siapapun, di sistem ekonomi kapitalis begini, sulit menghindar dari utang. Negara super power sekalipun, punya utang lebih besar dari bangsa Indonesia. Bahkan tidak ada satu negara di belahan bumi ini yang tidak punya utang. 

Semua punya utang. Tapia pa karena utang kita miskin? Belum tentu. Di ekonomi keluarga yang paling sederhana pun, utang bikin siapapun untuk berpikir dan bergerak. Agar bisa bayar utang dan lebih berdaya. Berjuang agar bisa lebih sejahtera dari hari ini. Bangsa ini boleh dibilang miskin, silakan. Tapi harus diakui pula, bangsa ini pun terus berjuang. Bangsa ini tidak pernah menangis dan tidak miskin hati.

Lalu apa yang kurang dari bangsa Indonesia?

Bisa jadi, bangsa ini hanya kurang satu hal. Berpikir positif terhadap bangsanya sendiri. Kurang membanyakkan cinta dan menyedikitkan benci. Rakyatnya banyak dan ramah. Alamnya indah dan terbentang luas. Tanahnya subur, lautnya keren. Tapi sayang, potensi itu cepat sirna. Akibat terlalu mudah membenci bangsanya sendiri. Terlalu banyak berpikir negatif. Atau bisa jadi pikun, untuk lebih memberi solusi dan aksi. 

Apalagi di tengah wabah Covid-19 dan kondisi ekonomi yang minus. Belakangan ini, kita terlalu sering dijejali "narasi" media sosial yang mengupas tuntas bobroknya bangsa Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun