Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengukur Kinerja Taman Bacaan, Bertambah 12 Anak Pembaca Tiap Tahun

9 Juli 2020   21:29 Diperbarui: 10 Juli 2020   07:38 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: TBM Lentera Pustaka

Siapa bilang taman bacaan tidak punya kinerja?

Tentu ada, kinerja taman bacaan. Sebut saja dari pertambahan jumlah anak yang membaca. Seperti yang dilakukan TBM (Taman Bacaan Masyarakat) Lentera Pustaka, jumlah anak pembaca baru tiap tahun bertambah 12 anak. Sejak didirikan 5 November 2017 hanya ada 17 anak yang bergabung. Dan kini per Juni 2020, ada 49 anak usia sekolah yang menjadi pembaca aktif. Angka tersebut pun belum termasuk anak-anak nonsekolah karena belum masuk SD (Sekolah Dasar) alias masih 5-6 tahun.

Mengukur kinerja taman bacaan itu penting. Selain menjadi bahan evaluasi keberadaan suatu taman bacaan, kinerja itu pun menunjukkan tata kelola taman bacaan. Maklum, karena banyak taman bacaan seakan “mati suri” di Indonesia. Seolah hidup segan mati tak mau. Bila dicermati, ada 3 (tiga) penyebab taman bacaan punah: 1) ada anak tidak ada buku, 2) ada buku tidak ada anak, dan 3) komitmen pengelola yang rapuh alias tidak sungguh-sungguh.

Maka atas realitas itulah, TBM Lentera Pustaka yang didirikan oleh Syarifudin Yunus, seorang dosen Unindra dan kandidat doktor “taman bacaan” pada Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak Bogor menerapkan model “TBM Edutainment” sebagai cara beda tata kelola taman bacaan berbasis edukasi dan hiburan. Model “TBM Edutainment” ini pula yang akhirnya dikembangkan ke dalam penelitian R&D sebagai bahan disertasi yang kini tengah diselesaikan oleh Pendiri TBM Lentera Pustaka yang terletak di Kaki Gunung Salak, tepatnya di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Bogor.

Di TBM Lentera Pustaka, pertumbuhan jumlah anak yang membaca dalam 3 tahun terakhir terus meningkat, bertambah rata-rata 25% setiap tahunnya. Sehingga totalnya ada 49 anak pembaca aktif usia sekolah. Adapun rinciannya sebagai berikut:

Tahun 2017   = ada 17 anak pembaca atau 34,7%

Tahun 2018   = bertambah 15 anak atau  30,6%

Tahun 2019   = bertambah 7 anak atau 14,3%

Tahun 2020   = bertambah 10 anak atau 20,4%

Itu artinya, ada pertambahan 12 anak baru yang membaca tiap tahun. Bahkan bila dibandingkan saat berdiri tahun 2017 hanya 17 anak dan kini tahun 2020 ada 49 anak, berarti pertumbuhannya melonjak 188%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun