Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bak Buah Nangka, Luarnya Bagus Dalamnya Busuk

14 Februari 2020   23:58 Diperbarui: 15 Februari 2020   00:08 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katanya, "khairunnaas anfa'uhum linnaas." Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain. Seperti buah nangka, begitulah seharusnya manusia.  Karena hakikatnya, hidup itu adalah untuk sebanyak-banyaknya memberi, bukan menerima apalagi menuntut.

Maka seperti lagi makan buah nangka. Harus hati-hati. Harus lebih selektif memilih informasi bahkan berita. Dan paling penting, jangan dipukul rata semuanya. Bila gak suka di satu sisi, kan bukan berarti semuanya gak disuka.

Namanya juga hidup. Kadang ada pahit ada manis, kadang suka kadang tidak suka. Itu semua biasa. Kan semua yang terjadi di muka bumi pasti dalam kehendak-Nya. Iya kan ...

Maka sekali lagi hati-hati. Agar jangan semua jadi getahnya. Biarlah yang berbuat yang akan menanggung risikonya. Gak usah ikut-ikutan, apalagi bila tidak tahu banyak tentang sesuatu hal. Katanya kan "siapa yang menabur angin, pasti akan menuai badai.". Siapa yang berbuat, sudah pasti dia pula yang terkena akibat. Itulah hukum tabur-tuai.

Seperti kata pepatah, "seorang yang makan nangka, semua kena getahnya". Itu berarti, jangan karena perbuatan seseorang yang jelek. Tapi kesalahannya ditimpakan ke semua orang. Tentu, itu tidak lazim, tidak fair. Biar bagaimanapun, lebih baik nangka daripada cempedak. Maka lebih baik ada bersama daripada kebanyakan bilang tidak. 

Ketahuilah, buah nangka itu tidak pernah benci kepada siapapun orang yang menanam, bahkan menikmatinya... Jadilah seperti buah nangka, iya nagka-tok #TGS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun