Katanya, "khairunnaas anfa'uhum linnaas." Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain. Seperti buah nangka, begitulah seharusnya manusia. Â Karena hakikatnya, hidup itu adalah untuk sebanyak-banyaknya memberi, bukan menerima apalagi menuntut.
Maka seperti lagi makan buah nangka. Harus hati-hati. Harus lebih selektif memilih informasi bahkan berita. Dan paling penting, jangan dipukul rata semuanya. Bila gak suka di satu sisi, kan bukan berarti semuanya gak disuka.
Namanya juga hidup. Kadang ada pahit ada manis, kadang suka kadang tidak suka. Itu semua biasa. Kan semua yang terjadi di muka bumi pasti dalam kehendak-Nya. Iya kan ...
Maka sekali lagi hati-hati. Agar jangan semua jadi getahnya. Biarlah yang berbuat yang akan menanggung risikonya. Gak usah ikut-ikutan, apalagi bila tidak tahu banyak tentang sesuatu hal. Katanya kan "siapa yang menabur angin, pasti akan menuai badai.". Siapa yang berbuat, sudah pasti dia pula yang terkena akibat. Itulah hukum tabur-tuai.
Seperti kata pepatah, "seorang yang makan nangka, semua kena getahnya". Itu berarti, jangan karena perbuatan seseorang yang jelek. Tapi kesalahannya ditimpakan ke semua orang. Tentu, itu tidak lazim, tidak fair. Biar bagaimanapun, lebih baik nangka daripada cempedak. Maka lebih baik ada bersama daripada kebanyakan bilang tidak.Â
Ketahuilah, buah nangka itu tidak pernah benci kepada siapapun orang yang menanam, bahkan menikmatinya... Jadilah seperti buah nangka, iya nagka-tok #TGS