Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Virus Corona Kok Dibikin Hoaks, Bila Tidak Tahu Jangan Ikut Meresahkan

10 Februari 2020   22:17 Diperbarui: 10 Februari 2020   22:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan6.com

Mewabahnya virus corona di Cina, hingga melanda ke seluruh dunia membuat banyak orang Indonesia panik. Panik tiada kepalang. Akibat maraknya hoaks alias mis-informasi terkait virus corona di media sosial.

Sampai saat ini belum satu pun suspek pasien terinfeksi virus corona masuk ke Indonesia. Namun, berita hoaks-nya sudah beredar di mana-mana. Masyarakat pun dibikin resah. Kementerian Kesehatan belum menemukan adanya pasien "positif" akibat virus corona di Indonesia. Namun, hoaks atau berita bohong beredar di dekat kita.

Seperti dilansir beberapa waktu lalu, tiba-tiba beredar di Instagram dengan judul menakutkan, "Geger Baru Datang Dari Malaysia Seorang Meninggal Mendadak, Diduga Terkena Virus Corona". Berita itu menyebar di hampir semua grup WA. Katanya, ada pasien di RS Moewardi Solo akibat terjangkit virus corona tipe baru. Lalu, menurut Humas RSUD Moewardi Solo pihaknya tidak menerima pasien terjangkit virus corona.

Ada lagi hoaks seputar virus corona, yang menyebutkan virus corona dapat dicegah dengan banyak minum air putih untuk menjaga agar tenggorokan tetap lembab dan tidak kering. Isu ini pun hoaks dan dibantah oleh Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan.

Virus corona kok dibikin hoaks?

Sungguh meresahkan, bahkan menyesatkan. Bahwa virus corona fakta pasti diterima. Tapi semestinya, tetaplah bijak untuk tidak membuat hoaks atau berita bohong yang spekulatif dan menyesatkan. Apalagi ikut-ikutan menyebarkan berita bohong. Justru itu meresahkan masyarakat, membuat kepanikan yang tidak menentu.

Sungguh di balik itu, tentu ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Apalagi bila bukan untuk "memanfaatkan situasi" di seputar virus corona. Maka, jangan bikin hoaks soal virus corona. Apalagi bila kita tidak tahu banyak tentang virus corona. Sungguh, tiap berita atau informasi harus jelas sumbernya dan apa tujuannya? Agar terhindar dari hoaks atau berita bohong.

Hoaks itu menyesatkan. Bayangkan saja, hingga 4 Februari 2020, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menemukan ada 60 hoaks terkait dengan virus corona yang beredar di media sosial dan aplikasi WA.

Misalnya, kurma harus dicuci bersih karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar, ada virus berbahaya di RSUP Dr. Sardjito, atau HP Xiaomi buatan China dapat menularkan virus corona.

Hindari hoaks seperti dilansir Kadiv Humas Polri saat menghadiri Hari Pers Nasional. Agar pers dan pengguna media sosial ikut membantu memerangi hoaks. Karema virus corona bisa diisolasi sementara hoaks tidak bisa dikarantina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun