Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyikapi Virus Corona

26 Januari 2020   10:51 Diperbarui: 26 Januari 2020   14:02 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari ini. Dunia dikejutkan dengan wabah virus Corona dari Wuhan Cina.  Bahkan kota Wuhan pun bak kota mati, diisolasi dan disterilkan. Ada dugaan, virus corona berasal dari hewan kelelawar, ular atau tikus. Dengan mudah tersebar melalui udara. Dan katanya belum ada obatnya. 

Penyebarannya pun dianggap berlangsung cepat. Hingga mengancan kesehatan dan jiwa manusia. Korban bergelimpangan katanya, 57 orang yang meninggal dunia. Sementara waktu wabah virus SARS lebih dari 700 orang mati.

Indonesia hari ini ketakutan. Terwabah virus corona. Kecemasan makin bertambah. Ketika virus ini disinyalir telah masuk ke negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Maka kemarin-kemarin, tersebarlah berita dugaan suspect virus corona di Gedung BRI, di Gedung BPK bahkan di Manado.  

Semua orang takut terkena virus corona. Makin lengkap, karena video "berjatuhannya" korban virus corona di Cina pun beredar di Indonesia. Orang Indonesia makin takut mati.

Pertanyaannya, benarkah virus corona mematikan?

Bahwa virus ini menular iya. Virus yang belum ada obatnya iya. Tapi apa virus corona mematikan?? Sudah terbukti, memang virus ini bisa menular. Maka langkah terbaik adalah mengisolasi penderitanya, bila sudah terdiagnosa. Kata Pak Dahlan Iskan, virus ini tidak menyerang semua orang. Karena mayoritas pasien yang terkena memang kondisi badannya sedang lemah. Rata-rata usianya pun sudah tua.

Jadi, apa dapat disimpulkan virus corona mematikan? Tentu tidak. Karena yang mematikan manusia hanya Allah SWT. Semua yang terjadi pada manusia itu atas kehendak-Nya. Ada baiknya masyarakat dan orang-orang pintar tidak perlu berlebihan. Cukup ikhtiar untuk antisipasi menyebarnya virus corona di Indonesia. Virus corona hanya sinyal dan pelajaran. Bahwa manusia bukan apa-apa. Maka menjaga kondisi badan adalah penting. Agar tetap sehat. Gaya hidup sehat juga penting. Memperkuat kondisi tubuh juga penting. Tidak ada yang mematikan selain Allah SWT.

Jangan lupa. Di negeri ini, racun sianida pun bisa mematikan. Antraks pun mematikan. Merkuri pun mematikan. Bahkan virus kebencian dan kemarahan pun bisa mematikan. Bahkan korupsi pun bisa mematikan. Banjir belum lama ini pun mematikan. Tapi itu semua atas sebab dan ulah manusianya. Jadi, apa benar virus corona mematikan? 

Sungguh, sikap lebih penting daripada fakta.

Komisioner KPU kena OTT KPK. Ada 190 pohon sudah ditebang di Monas. Ibukota negara pun sudah pasti pindah ke Kalimantan. Dirut Garuda dicopot. Pak Jokowi jadikan Pak Prabowo sebagai menteri. Raja dan ratu keratin agung sejagat sudah ditangkap. Ada agi Sunda Empire. Bahkan kasus Jiwasraya dianggap skandal korupsi. Persis seperti virus corona yang mewabah. Itu semua fakta. Nyata terjadi, lalu apa yang bisa diperbuat?

Apapun yang terjadi, intinya "sikap lebih penting daripada fakta".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun