Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Tanpa mengenal pangkat, jabatan, harta dan status sosial. Banjir bisa menggenangi tempat tinggal dan pemukiman siapapun. Begitu pula manusia, sama rendah sama tinggi di hadapan Ilahi Rabbi.
Dunia ini pun, kebanjiran manusia. Ada 7 miliar manusia hidup di dunia. Manusia bergaya hidup boros, bahkan merusak alam. Banjir manusia pun pasti ada konsekuensinya. Manusia yang terjebak pada kedangkalan, kebingungan, hingga semakin merusak alam.
Kemarin pun manusia "banjir" agama. Mereka sibuk memeluk agamanya. Tapi di saat yang sama, mereka sibuk menghina dan merendahkan agama lain.Â
Kebenaran agamis selalu dijadikan dasar untuk kemalasan berpikir rasional dan kritis tentang kehidupan. Bahkan, agama dijadikan pembenaran untuk melakukan kekerasan terhadap manusia lain, bahkan terhadap alam.
Negeri ini pun sempat "banjir" celotehan, hujatan dan cacian. Sangat manusiawi dan bisa trejadi pada siapapun. Maka filosofi banjir, mengajarkan kepada manusia untuk selalu berhati-hati dalam bertindak dan berperilaku. Di manapun, kapanpun. Atau atas sebab apapun.
Dan yang paling penting. Filosofi banjir adalah manusia diberi latihan oleh Allah SWT untuk terus memperbaiki diri dan menerima realitas, termasuk apa artinya sebuah tong sampah ... #FilosofiBanjir #BudayaLiterasi