Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Literasi Gunung Salak Usung Budaya Lokal untuk Tradisi Baca

18 November 2019   08:43 Diperbarui: 18 November 2019   08:48 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertajuk "Membaca Budaya Lokal", Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor usai menggelar #2 Festival Literasi Gunung Salak sebagai ajang kreativitas anak-anak pembaca aktif usia sekolah dan ibu-ibu berantas buta aksara, Minggu 17 November 2019. Dihadiri 350 pegiat dan pemerhati literasi, acara ini dibuka oleh Yustinus Ivan, Corporate Secretary Bank Sinarmas sekaligus menyerahkan bantuan CSR pembangunan kebun baca lentera, perangkat komputer, dan buku bacaan.

Di tengah gempuran era digital dan revolusi industri, "membaca budaya lokal" menjadi penting di ke depankan. Agar nilai kearifan lokal dan adab yang dimiliki anak-anak tetap terpelihara. Sebagai bekal menyongsong masa depan yang diberkahi. Karena hari ini, berapa banyak budaya lokal yang kian tersingkir dari pribadi-pribadi orang Indonesia.

Maka tradisi baca dan budaya literasi harus tetap tegak di anak-anak Indonesia. Seperti kata bijak "Kita tidak harus membakar buku untuk menghancurkan budaya. Tapi cukup membuat orang berhenti membacanya". Itulah titik kematian budaya ...

Maka melalui #2 Festival Literasi Gunung Salak, TBM Lentera Pustaka mengajak masyarakat untuk mengkampanyekan akan pentingnya tradisi baca dan budaya literasi masyarakat Indonesia. Demi tegaknya nilai-nilai budaya local sesuai aslinya yang tetatp harus dihormati dan dijunjug tinggi.

Kemeriahan #2 Festival Literasi Gunung Salak bukan hanya dihadiri ratusan pegiat literasi, namun mampu menyajikan acara yang kreatif dan menarik. Deni tegaknya tradisi baca dan budaya literasi. Diawali tarian massal "jaran goyang" dan "senam literasi khas TBM Lentera Pustaka", semua bergerak bersenam ria sebagai simbol semangat membaca di kalangan anak-anak dan ibu-ibu.

Mengusung budaya local, Festival Literasi Gunung Salak kali ini pun menamilkan pentas musik dari KMJ Band, Goesrax Band, dan  Bayu & Friend Band serta Pesulap Nasrul Magic dari AJ Tugu Mandiri. Makin ciamik dengan aksi panggung mahasiswa Unindra, IPB, dan Unpam sebagai pemerhati budaya literasi. Aksi Literasi pun dibawakan anak-anak TBM Lentera Pustaka yang menampilkan 6 tarian lokal dan performa ibu-ibu buta aksara sebagai potret aktivitas membaca yang selalu dilakukan di TBM Lentera Pustaka, di samping apresiasi kepada anak-anak yatim, anak-anak pembaca terbaik, dan murid terbaik gerakan berantas buta aksara.

Pendiri TBM Lentera Pustaka, Syarifudin Yunus, pun membacakan puisi "sajak tiga lentera" yang dipersembahakan kepada sleuruh tamu dan anak-anak pembaca, di samping bersama mahasiswanya meluncurkan 2 buah buku, yaitu "Negeri Hancur Akibat Korupsi" karya liputan jurnalistik semester 5 PBI Unindra dan "Apa Enaknya Sih Jadi Koruptor" karya artikel ilmiah kuliah menulis ilmiah semester 7 PBI Unindra.

dokpri
dokpri
Semua tamu dan peserta yang hadir di Festival Literasi Gunung Salak pun mendapatkan kupon "jajanan kampung gratis" untuk menikmati jajanan kampung yang berjualan di sekitar acara, di samping sajian organ tunggal tunggal sebagai hiburan kepada warga. Semuanya dilakukan tentu utuk memberi spirit agar anak-anak selalu rajin dan tekun membaca.

Festival Literasi Gunung Salak digelar sebagai rangkaian peringatan 2 tahun berdirinya TBM Lentera Pustaka. Sekaligus membangun tradisi baca masyarakat kampung. Agar jangan ada lagi anak putus sekolah, di samping menghormati budaya lokal yang kini mulai terpinggirkan.

"Festival Literasi Gunung Salak kali ini mengusung budaya lokal. Agar anak-anak tetap mau membaca dan akrab dengan buku. Sambil menghormati budaya lokal melalui pementasan seni dan budaya baca. Luar biasa, animo dan antusiasme pegiat literasi terbukti sangat besar di acara ini" ujar Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka sekaligus Pegiat Literasi Indonesia.

Patut diketahui, TBM Lentera Pustaka diusianya ke-2 tahun telah menjadi tempat membaca 65 anak pembaca aktif yang terbiasa membaca 5-8 buku per minggu. Dengan jam baca 3 kali seminggu. TBM Lentera Pustaka dikenal sebagai taman bacaan yang unik dan kreatif, sehingga sering menjadi narasumber di DAAI TV dan TV Parlemen serta beberapa media cetak lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun