Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Strategi "Turn Taking" Jokowi Vs Prabowo, Menang di Panggung Kalah di Telikung

24 Agustus 2019   11:51 Diperbarui: 24 Agustus 2019   12:12 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menarik untuk disimak. Berdasarkan kajian analisis percakapan Jokowi dan Prabowo pada Debat Pemilihan Presiden 2019 bertajuk "Strategi Turn Taking atau Giliran Berbicara" sebenarnya Prabowo lebih unggul dibandingkan Jokowi.  

Giliran berbicara atau turn taking dapat disebut suatu kondisi di mana seorang pembicara berusaha untuk mengambil giliran berbicara untuk mengungkapkan isi pembicaraannya. Oleh karena itu, seseorang yang berbicara harus paham tentang strategi atau tata cara mengatur teknik percakapan sehingga berjalan lancar. 

Sebagai bagian dari perilaku berbahasa, kajian giliran berbicara atau turn taking dapat dilakukan terhadap aktivitas percakapan sehari-hari. Beragam interaksi dan percakapan yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dapat dipelajari untuk menjelaskan aturan, struktur, dan urutan bentuk interaksi. 

Giliran berbicara atau turn taking dalam analisis percakapan pada akhirnya dapat mendeskripsikan cara kerja percakapan, aturan-aturan yang berlaku, struktur percakapannya, dan urutan pola interaksi, baik dalam percakapan institusi maupun percakapan biasa.

Salah satu cara untuk mengetahui proses giliran berbicara atau turn taking dapat dilakukan melalui analisis percakapan (conversational analysis). Analisis percakapan merupakan pendekatan untuk mempelajari interaksi sosial, baik perilaku verbal dan non-verbal dalam situasi percakapan sehari-hari. 

Analisis percakapan pun bisa dilakukan pada wacana atau percakapan yang dibangun atas kerjasama antara penutur dan petutur yang sifatnya informal dan tidak direncanakan, seperti yang terjadi dalam Debat Capres di Indonesia tahun 2019. 

Giliran berbicara atau turn taking bertumpu pada cara dan waktu bagi penutur untuk mengambil alih giliran berbicara dari penutur sebelumnya (Morrisan dan Andy Corry Wardhan, 2009).

Seperti yang pernah dilakukan saat antara Donald Trump dan Hillary Clinton pada Pemilu AS 2016, saya pun melakukan penelitian tentang "Strategi Turn Taking (Giliran Berbicara) antara Jokowi dan Prabowo saat Debat Capres 2019" lalu. Karena debat capres merupakan realitas berbahasa yang jarang terjadi, hanya 5 tahun sekali. 

Hal ini tentunya, dapat menjadi informasi gaya berbahasa dari masing-masing kandidat, di samping mengetahui peran perilaku berbahasa terhadap emosi atau perasaan pemilih.

Menurut Stenstrom (1994), turn-taking merupakan pergantian pembicara, sebelum maupun sesudah pembicara yang lain mengambil alih pembicaraan. Beberapa strategi turn-taking sangat pendek dan terdiri dari satu kata, selebihnya panjang dan menyerupai monolog. Ada tiga strategi dasar di dalam turn-taking, yaitu 1) mengambil giliran, 2) memegang giliran, dan 3) menghasilkan pergantian giliran. 

Hal ini relevan dengan fungsi dan tujuan bahasa politik; ada tipikal bahasa tertentu yang digunakan untuk mencapai tujuan kekuasaan. Bahasa yang bertaburan saat Debat Capres 2019, mau tidak mau, berisi pertentangan argumentasi untuk mengeksplorasi alasan-alasan di belakang setiap sudut pandang kandidat presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun