Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Dari Enggak Bisa Nulis Jadi Bisa Nulis

4 Maret 2019   12:42 Diperbarui: 4 Maret 2019   13:18 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis itu susah. Menulis itu gak punya waktu. Bahkan menulis itu sia-sia. Maka wajar, banyak orang tidak gemar menulis. Termasuk saya. Di samping susah memilih kata-kata atau diksi, menulis juga sulit untuk menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Lebih enak ngomong. Lebih enak berceloteh. Budaya lisan memang lebih keren daripada budaya tulisan.

Saya, mungkin juga banyak orang lain. Awalnya pasti kesulitan untuk menulis. Apalagi tidak sedikitpun waktu yang disiapkan untuk menulis. Kalo lagi pengen ya nulis. Tapi kalo lagi gak pengen ya gak usah nulis. Namanya juga menulis, gak ada hukumannya kalo gak dilakukan. Apalagi bila gak ada untungnya. Pantas, banyak orang dari dulu gak bisa nulis. Dan sampai sekarang pun gak bisa nulis. Dulu dan sekarang, sama saja, tetap gak bisa nulis.

Sekali begitu juga saya. Awalnya saya pun gak bisa menulis. Gak hobby menulis.

Setelah berpikir. Satu-satunya karya yang ditinggalkan bila suatu waktu saya tidak ada. Ya, hanya tulisan. Hanya buku, hanya artikel koran atau hanya yang dituliskan dan bisa dicari di google search.

Pelan-pelan saya pun belajar menulis di saat kuliah. Tapi persisnya setelah wisuda S1 tahun 1994 saya kian gemar menulis. Apa saja saya tulis. Karena tujuannya sederhana, agar terdokumentasikan. Apapaun pikiran saya, apapun ide saya. Mau bagus atau tidak, mau kerena atau tidak. Semua saya tuliskan. Agar terdokumentasi. Karena tulisan seperti apapun buat saya dalah WARISAN atau LEGACY.

Alhamdulillah, kini saya sudah bisa menulis. Bahkan setiap hari, setiap malam saya pasti menulis. Selalu ada waktu untuk menulis. Tentang apa saja, kapan saja. Saya selalu menulis, menulis dan menulis. Alhamdulillah lagi, menulis pun bisa menambah kocek rupiah saya. Menulis indah. Menulis itu hobby yang bisa jadi pekerjaan.

Ingatlah, profesi yang paling keren di dunia ini itu cuma satu, yaitu "hobby yang jadi pekerjaan dan dibayar".

Menulis itu bukan pelajaran tapi keberanian. Menulis juga bukan teori tapi praktik. Menulis pun perilaku bukan pengetahuan. Zaman now zaman milenial. Banyak orang bikin workshop penulisan, ikut seminar menulis. Tapi sayang, semua itu hanya teori dan pelajaran. Menulis itu pasti gagal kalalu tidka bisa jadi "perilaku atau praktik'. Maka menulislah, karena menulis perilaku kita kebiasaan kita.

Menulis itu hidupku, darahku.... maka menulislah dalam hidup. Seorang penulis adalah pembicara yang mampu menembus ruang dan waktu. Seorang penulis juga harus menjadi seorang pembaca yang baik.

Siapapun, kita, boleh menjadi ilmuwan boleh menjadi orang pintar sekalipun tanpa sekolah. Tapi itu semua kurang bermakna tanpa karya tulisan .... Maka dari sini, menulis dan penulis dimulai.

========

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun