Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tinggal Pilih, Kenapa Harus Menebar Benci?

14 Februari 2019   11:27 Diperbarui: 14 Februari 2019   11:32 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati-hati, pilih nangka. Karena ada nangka yang luarnya bagus aromanya wangi tapi dalamnya busuk. Ada juga nangka, yang biasa saja bahkan kulitnya sedikit busuk. Tapi dalamnya enak lagi memuaskan. Aromanya apalagi...

Nangka itu bila dirawat dengan baik, maka rasa dan aromanya bisa dinikmati semua orang. Tapi sebaliknya, bila dibiarkan tidak dijaga dan tidak dirawat, maka yang didapat hanya aroma. Tidak akan ada rasa dan selera untuk menikmatinya. Karena busuk di dalamnya.

Nangka itu sama dengan kehidupan manusia. Lingkungan maupun negara bila eksistensinya tidak dijaga dan dirawat dengan akhlak dan iman, maka yang didapat hanyalah pesona tampilan luarnya saja. Tapi busuk di dalamnya karena penuh dengan kebencian, kebohongan bahkan hujatan.

Jangan karena ingin raih kekuasaan. Atau ingin mengalahkan orang lain. Lalu, kita bertindak tanpa akhlak, tanpa niat dan perilaku baik. Lingkungan dan negara yang tetap baik harus dijaga, harus dirawat. Bukan malah sebaliknya. 

Musim pilpres 2019 begini. Siapapun berhak jadi pemimpin. Siapapun berhak untuk memilihnya. Asal jangan gunakan berbagai cara untuk meraih kemenangan. Jangan merusak tatanan kebangsaan yang sudah dibangun puluhan tahun. Kita boleh tidak suka dengan kandidatnya, maka jangan dipilih. Gak perlu menebar kebencian di ruang publik. Apalagi mengumbar fitnah. Bila kita tidak bisa sama, kenapa kita tidak boleh beda?

Nangka itu enak. Negara ini pun hebat. Karena selalu dijaga dan dirawat. Nangka selalu memberi manfaat. Selagi kecil bisa dibuat sayur asem atau rujak. Saat muda bisa dibikin gudeg. Selagi tua dan matang, rasa dan aromanya nikmat luar biasa.

Seperti nangka. Manusia pun harus punya manfaat buat orang lain, di manapun berada. Bukan sebaliknya, membenci, menghujat atau menebar fitnah. Katanya, sebaik-baik manusia di muka bumi adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Makan nangka pun harus hati-hati. Karena ada getahnya. Kata pepatah, "seorang yang makan nangka, semua kena getahnya". Itu berarti, jangan karena perbuatan seseorang yang jelek. Tapi kesalahannya ditimpakan ke semua orang. Karena itu gak fair, gak lazim.

Nangka itu gak pernah benci pada orang yang menanam atau menikmatinya. Kalo suka pilih, bila tidak suka jangan pilih. Makanya, banyakin makan nangka, biar kita lebih fokus menebar aroma wangi yang bermanfaat buat orang lain....

Tinggal pilih, kenapa harus menebarbenci?

Maka, hati-hatilah dalam memilih. Hatilah dalam berbahasa... #TGS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun