Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyembuhkan "Rasa Sakit" di Masa Pensiun via DPLK

10 Desember 2018   07:42 Diperbarui: 10 Desember 2018   07:55 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa ada rasa sakit di masa pensiun?

Sakit di sini bukan masalah medis. Tapi soal keadaan seseorang di masa pensiun. "Rasa sakit" di masa pensiun terjadi karena tidak adanya ketersediaan dana yang cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari di masa pensiun. 

Ketika bekerja punya segudang gaya hidup, namun sayang tidak bisa dipertahankan di masa pensiun. Masa pensiun semakin "sakit" karena tingkat penghasilan pensiun (TPP) yang harusnya 70-80% dari gaji terakhir hanya bisa terpenuhi 30% saja dari tabungan hari tua yang wajib dari JHT dan JP. 

Maka konsekuensinya, kelayakan hidup di masa pensiun mengalami penurunan berbanding saat masih bekerja.

Masa pensiun, bagi siapapun, berpotensi "sakit". Bila masa bekerja tidak digunakan untuk mempersiapkan masa pensiun. Saat bekerja dan bergaji tidak mau menyisihkan sebagian dana untuk program pensiun saat tidak bekerja lagi berpeluang besar akan "sakit" di masa pensiun. 

Data menunjukkan 73% pensiunan di Indonesia memang mengalami masalah keuangan di masa pensiun, bukan saat bekerja. Keadaan "sakit" inilah yang harus diantisipasi banyak pekerja di Indonesia.

Lalu bagaimana cara menyembuhkan potensi "rasa sakit" di masa pensiun?

Tentu dibutuhkan terapi khusus untuk menyadari bahwa masa pensiun harus dipersiapkan sejak dini. Setiap pekerja harus berani dan mau mempersiapkan "tujuan" di masa pensiun, mau apa dan seperti apa?

Terapi kesehatan keuangan di masa pensiun bisa disebut dengan"hipnopensiun". Setidaknya hipnopensiun melalui empat fase. Satu, menentukan tujuan yang ingin dicapai di masa pensiun atau kehidupan seperti apa yang diinginkan di masa pensiun. 

Kedua, membayangkan keadaan masa pensiun yang sejahtera dan nyaman, bukan sebaliknya. Ketiga, mensugesti diri untuk tidak boleh "sakit" di masa pensiun atau mampu mencapai kehidupan masa pensiun yang sama baiknya dengan masa bekerja. 

Empat, mengambil langkah nyata untuk rutin menabung untuk masa pensiun yang bisa dilakukan melalui program pensiun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun