Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Biaya Sekolah Kian Mahal, Mulailah Investasi Sekarang

16 Juli 2018   12:27 Diperbarui: 16 Juli 2018   12:33 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim sekolah anak-anak telah tiba hari ini

Tiap kali waktu masuk sekolah anak-anak tiba, sebagian orang tua banyak yang kelimpungan. Pusing tujuh keliling. Akibat biaya sekolah yang kian mahal, bahkan kebutuhan perlengkapan sekolah pun membludak. Sekolah, terkadang seperti paradoks. Di satu sisi, biaya sekolah kian mahal dan memberatkan ekonomi orang tua. Di sisi lain, tidak satupun orang tua yang ingin anaknya tidak sekolah.

Memang tidak bisa dipungkiri. Biaya sekolah dari tahun ke tahun terus melambung. Lazimnya, biasa sekolah naik 15-20%% setiap tahunnya. Maka tidak sedikit orang tua yang terbebani biaya sekolah anaknya sendiri. Bahkan tidak sedikit, orang tua yang berani berhutang demi sekolah anaknya. Biaya sekolah, saat ini boleh dibilang menjadi beban moral dan material bagi kebanyakan orang tua.

Mengapa biaya sekolah menjadi beban?

Harus diakui, karena banyak orang tua yang tidak siap biaya sekolah yang kian mahal. Banyak orang tua yang belum menyiapkan dana pendidikan atau sekolah anaknya secara terencana. Biaya sekolah masih sering dianggap "gimana nanti", baru dicarikan uangnya ketika waktu masuk sekolah tiba. Inilah kesalahan orang tua dalam mengantisipasi biaya sekolah.

Adalah tanggung jawab orang tua untuk siapkan biaya sekolah anak.

Dari sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dana pendidikan harus mulai disiapkan. Agar tidak memusingkan orang tua di kemudian hari. Untuk itu, dibutuhkan siasat atau cara khusus untuk merencanakan ketersediaan biaya sekolah anak, terpenuhinya biaya pendidikan anak. Apalagi semakin tinggi jenjang sekolah anak, maka akan semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan.

Maka hari ini, tidak bisa tidak, merencanakan biaya sekolah atau pendidikan anak harus dilakukan sejak dini. Orang tua harus mulai berani investasi untuk mencicil biaya sekolah anak. Sehingga proses belajar dan sekolah anak tidak mengalami gangguan. Apalagi sampai harus berhenti sekolah. Karena semua orang tua pasti sepakat, pendidikan adalah warisan terbaik untuk sang buah hati.

Agar biaya sekolah tidak terasa mahal. Atau seberapa besar pun biaya sekolah yang diperlukan. Maka keputusan orang tua untuk memilih instrumen investasi bagi pendidikan anak makin mendesak di era milenial ini.

Mulailah untuk menyisihkan sebagian pendapatan untuk investasi. Demi tersedianya biaya sekolah anak. Dan salah satu instrumen investasi yang layak dipilih untuk biaya sekolah dan pendidikan anak adalah reksadana.

dok.pribadi
dok.pribadi
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang cukup menjanjikan. Bukan hanya mudah tapi bisa dilakukan oleh siapa saja. Jumlah uangnya pun tidak harus besar. Asal rutin setiap bulannya. Sungguh, biaya sekolah tidak jadi masalah bila orang tua berani investasi di reksadana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun