Kata anak zaman now, move on itu perbuatan yang paling sulit. Maka wajar, mereka banyak yang gak bisa move on. Katanya, bukan soal "melupakan" masa lalu. Tapi soal hati. Keren banget emang anak zaman now, kayak dia doang yang punya hati. Hmmm...
Puasa juga masa lalu. Tapi puasa kali ini, sayang banget jika gak bisa move on.
Buat orang yang puasa, move on itu "hijrah". Berhijrah dan berubah untuk meningkatkan kualitas ibadah di bulan puasa. Kalo puasa tahun lalu biasa-biasa saja, kenapa gak puasa tahun ini dibikin lebih baik lagi. Puasa move on, dari yang biasa saja menjadi yang lebih berkualitas. Mumpung masih diberi kesempatan "bertemmu" puasa. Karena tahun depan, belum tentu kita ketemu puasa lagi ...
Puasa move on, puasa sebagai momentum untuk hijrah.
Karena puasa bukan soal ritual semata. Puasa harusnya  bisa jadi "training center" untuk memperbaiki kualitas ibadah yang tadinya biasa-biasa saja jadi yang luar biasa. Hijrah dari badah yang alakadarnya jadi ibadah yang paripurna. Mumpung lagi puasa ...
Seperti kawan saya. Puasa kali ini bertekad mau move on. Sering kali pakai baju putih dan berkopiah. Bisa jadi, itu tanda-tanda kawan saya mulai move on. Mulai bersedia untuk lebiih optimal dalam ibadah di bulan puasa.
Puasa move on. Gak apa mulai dari yang kecil-kecil.
Baju putih, kopiah mungkin tambah sarungan. Itu spirit untuk bisa lebih baik. Baju putih kan simbol kesucian. Kopiah simbol zuhud. Dan sarung lambang kesederhanaan. Walau baru sebatas tampilan fisik, tapi setidaknya sudah ada niat untuk "move on", untuk hijrah ke keadaan yang lebih baik. Tentu dalam urusan ibadah, sekali lagi mumpung bulan puasa.
Move on itu berubah. Hijrah itu pun bersedia mengubah diri.
Maka harus, ada kesadaran untuk bisa lebih baik. Dalam hal apapun. Apa gak sayang, bulan puasa yang hanya 30 hari terlewatkan dengan sia-sia. Tanpa ada yang membekas untuk 11 bulan berikutnya. Maka puasa, patut dijadikan momentum untuk move on, untuk berhijrah.Â
Zaman now zaman milenial. Sangat sulit dikontrol, oleh siapapun.