Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Biarkan Senyummu Hilang

3 April 2018   20:49 Diperbarui: 3 April 2018   21:02 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Jangan biarkan senyummu hilang ...

Sob, tahu gak? Hal yang paling banyak dimiliki orang. Tapi sulit sekali dibagi ke orang lain? Bukan uang, bukan harta. Apalagi pangkat dan kekuasaan. Tapi yang paling banyak kita punya tapi sulit dibagi, itulah SENYUMAN.

Bahasa dalam berpuisi, antara kita itu beda-beda. Tafsir tentang bahagia antar kita pun beda-beda. Sukses menurut kita pun bahasanya beda-beda. Sudut pandang beda, cara berproses beda. Pasti hasilnya beda.

Tapi semua orang yang "tersenyum", pasti berada dalam bahasa yang sama. Bahasa senyuman, ada pada setiap kita.

Hidup zaman now itu gampang stress.

Gara-gara macet stress. Gara-gara pekerjaan numpuk stress. Gara-gara skripsi stress. Apalagi gara-gara utang atau gak punya uang, pasti stress. Tapi karena senyum, itu semua jadi rileks. Kadang, apa yang kita hadapi itu gak harus diselesaikan. Tapi hadapi saja dengan penuh senyuman. Iya, senyum. Asal jangan ngakak ya....

Jangan biarkan. Senyum hilang dari diri kita. Hari ini ataupun esok. Karena senyum itu, pekerjaan paling sederhana yang dampaknya luar biasa. Kadang, senyum itu satu-satunya modal paling hebat yang kita punya.

Hari ini, kalo ada senyum di antara teman-teman kita yang hilang. Sungguh disayangkan. Senyum itu gak bayar. Bahkan senyum itu sedekah lagi berkah. Mengapa senyum itu hilang? Kadang kita lupa, senyum itu perbuatan paling mudah yang bisa kita berikan kepada siapapun. Kapanpun. Bertahanlah untuk tetap tersenyum....

Kita itu kangen Pak Harto sang smiling general. Kita kagum pada lukisan terkenal si Monalisa. Kenapa? Karena mereka punya "senyuman khas". Itu yang bikin kangen. Siapapun kalo senyuman-nya khas, pasti bikin kangen...

Zaman now, gak usah terlalu serius. Santai saja sambil tetap tersenyum. Karena gak ada orang yang bisa bertahan hidup tanpa senyuman. Dan yang paling penting. Jangan pernah menyesali apapun, yang pernah membuat kita tersenyum.

Sob, sangat lumrah. Kita kecewa, iri atau benci. Bahkan kita gak suka pada apa yang dikerjakan dan dimiliki orang lain. Lumrah sekali. Tapi di saat yang sama, basuhilah hati dengan senyuman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun