Mohon tunggu...
Syarif Yunus
Syarif Yunus Mohon Tunggu... Konsultan - Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Dosen Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) - Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK - Edukator Dana Pensiun - Pendiri TBM Lentera Pustaka Bogor - Kandidat Dr. Manajemen Pendidikan Pascasarjana Unpak - Ketua IKA BINDO FBS Univ. Negeri Jakarta (2009 s.d sekarang)), Pengurus IKA UNJ (2017-sekarang). Penulis dan Editor dari 47 buku dan buku JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, Antologi Cerpen Surti Bukan Perempuan Metropolis. Penasihat Forum TBM Kab. Bogor, Education Specialist GEMA DIDAKTIKA. Salam DAHSYAT nan ciamikk !!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peluncuran Buku Karya Jurnalistik Unindra "Cerita Bibir di Atas Tangan"

3 Januari 2018   23:47 Diperbarui: 4 Januari 2018   00:33 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita bohong atau hoax yang beredar di masyarakat tentu tidak dapat dibiarkan, bahkan harus dilawan. Caranya, dapat dilakukan dengan memperkuat jurnalisme warga khususnya di kalangan mahasiswa. Melalui jurnalistik, mahasiswa dapat merealisasikan idelisme melalui berita atau tulisan. Berangkat dari realitas tu, mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI (Unindra) meluncurkan buku kumpulan karya jurnalistik "Cerita Bibir Di Atas Tangan" pada Rabu, 3 Januari 2018 di Kampus Unindra Jakarta.

Buku ini merupakan representasi proses jurnalistik yang dialami mahasiswa melalui proses belajar, meliput, menulis, dan mempublikasikan dengan cara yang benar. Seluruh berita yang disajikan adalah hasil liputan mahasiswa berbentuk feature news.  

"Berita bohong atau hoax itu terjadi karena kita tidak mau mengecek atau terjun ke lapangan. Buku ini diluncurkan sebagai "perlawanan" terhadap hoax. Semua berita yang ada merupakan hasil liputan mahasiswa secara langsung. Mereka yang merasakan dan mengalami, maka jadilah "cerita bibir di atas tangan". Berita yang disajikan dengan jujur ada di buku ini" ujar Syarifudin Yunus, dosen pengampu Jurnalistik Universitas Indraprasta PGRI.

Dinamika jurnalistik warga yang pesat, menuntut mahasiswa harus paham cara kerja jurnalistik, di samping harus mampu berproses sehingga menjadi terampil dalam menulis jurnalistik. Karena jurnalistik adalah media untuk berbagi peristiwa penting dan informasi yang layak diketahui publik. Melalui sikap kritis, peliputan dan reportase, mahasiswa dituntut untuk menulis fakta dengan baik.

Berita sebagai produk jurnalistik bukanlah aktivitas yang bersifat instan. Tapi kegiatan yang menantang  dan butuh keterampilan. Maka proses jurnalistik harus dilandasi pengetahuan yang cukup dan praktik yang memadai. Sehingga berita data dipertanggungjawabkan, bukan berita bohong.

"Buku ini menjadi potret  aktivitas jurnalistik mahasiswa yang mampu mencerdaskan dan memberdayakan informasi dan berita yang disajikan. Tidak boleh ada siasat dalam jurnalistik karena akan menyesatkan. Berbuat untuk jurnalistik itu ibarat parasut, tak akan bekerja bila tak terbuka" tambah Syarfudin Yunus.

Maka di era jurnalisme warga seperti sekarang, semua pihak dan mahasiswa harus peduli terhadap jurnalistik. Agar tahu teknik mengelola berita dengan benar, dari mulai meliput hingga menuliskannya. Karenanya, belajar jurnalistik tidak cukup hanya teori. Tapi butuh praktik dan terjun ke lapangan untuk menyajikan fakta secara benar.

jurnalistikb-5a4d1327b9850c6e500f7bb2.jpg
jurnalistikb-5a4d1327b9850c6e500f7bb2.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun