Mohon tunggu...
Fathur Rosy
Fathur Rosy Mohon Tunggu... Buruh - suaramu dimana-mana.

atas nama rindu, aku suarakan tulisan ini untukmu

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menikmati Perjalanan Kereta di Tiongkok Selama 53 Jam!

19 September 2019   01:26 Diperbarui: 20 September 2019   21:05 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak dari temanku, mereka melaksanakan kegiatannya mereka sendiri, seperti pergi ke sekolah lamanya, mempromosikan kampusnya, memberikan seminar, bertemu keluarga, makan bersama di buffet, menonton pertandingan sepak bola, ke bioskop bareng, hingga ke negara lain berwisata bersama keluarga, semua aku rasakan ketika melihat moment mereka.

Sesampainya di stasiun, ada sedikit masalah dengan tiket yang kami beli melalui aplikasi Alipay, aplikasi yang sudah terintegrasi seluruh jenis pembayaran dan pemesanan di Tiongkok. (Saya akan menjelaskan tentang alipay lebih dalam pada catatan yang lain nanti). 

Saya tidak mengecek ulang data milik kawan saya di Alipay, hingga terjadi kekeliruan saat ing in mengeprint tiketnya, yang tertera pada Alipay tidak ada huruf B di awal, dan mau tak mau, saya pun memesankan tiketnya secara manual di counter tiket, dan sialnya temanku tak mendapatkan kursi alias berdiri. Bayangkan! Berdiri selama 2 hari di Tiongkok :D

Inilah yang menjadi perbedaan selama pengalamanku menaiki kereta Indonesia dan Tiongkok. Pada kereta kelas ekonomi Tiongkok atau kereta yang berawalan Z,T dan K atau tidak ada hurufnya sekalipun pada nomer kereta, mereka memiliki kapasitas untuk penumpang yang rela berdiri dengan harga sama dengan tiket kereta ekonomi/ kursi biasa. 

Biasanya tiket jenis ini banyak diminati oleh para penumpang dengan jarak antar kota, yang relatif dekat. Maka, kami pun tak khawatir, pasalnya, di tengah perjalanan, meskipun kawanku tak mendapatkan tempat duduk, pada beberapa waktu ketika berhenti di stasiun tertentu kami bisa duduk bersama, bahkan tidur terlentang. 

Biasanya, masyarakat Tiongkok melakukan perjalanan dengan menaiki kereta hanya rute dekat saja. Jadi, ketika kursi kereta ekonomi sudah penuh, bisa jadi itu hanya untuk beberapa rute saja.

Di dalam kereta, kami melewati sejumlah stasiun  dan beberapa provinsi, mulai dari provinsi Jilin hingga ujung selatan provinsi Guilin. Banyak sekali perubahan yang aku amati, mulai dari pemandangan, atmosfer lingkungan, manusianya, hingga suasana hati yang diliputi decak kagum melihat perubahan alam ini.

Masyakarat selatan lebih rapi dan bersih ketimbang masyarakat utara, mungkin ini terjadi karena perbedaan wilayah dan cuaca yang meliputinya. Namun begitu, masyarakat utara dikenal lebih gagah, kekar dan kuat di segala medan cuaca. Betapa tidak, kita disini bisa hidup di suhu paling extreme pun yaitu sekitar -30 hingga -40 derajat celcius.

Jenis makanan keseharian kami pun, banyak dari makanan sup atau ber kuah, seperti la mian (mie). Sebenarnya aku belum mengenali lebih jauh perbedaan kedua wilayah masyarakatnya. 

Namun, aku bisa melihat bahwa, masyarakat selatan lebih berpendidikan, lebih memiliki adab  dalam kebersihan, tak disangka wilayah selatan sekarang menjadi pusat perekonomian Tiongkok, seperti Beijing, Shenzhen, Guangzhou dan Shanghai.

Bersambung-

Foto: CNN
Foto: CNN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun