Mohon tunggu...
Syarifaturukiyah
Syarifaturukiyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Murid Abadi

Seorang yanga hanya ingin terus belajar...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peranan Jurnalisme Investigasi dalam Mengungkap Kebenaran

9 Desember 2019   20:11 Diperbarui: 9 Desember 2019   20:22 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : goresanshine.wordpress.com

Jurnalisme investigasi merupakan proses dalam mengumpulkan informasi, menulis, mengedit dan mempublikasikan berita atau informasi yang bersifat investigatif. Dalam kegiatan jurnalisme investigasi, seorang jurnalis melakukan penelisikan secara dalam terkait informasi atau peristiwa yang kebenerannta belum diketahui oleh masyarakat. Karena penelisikan yang mendalam dan proses yang begitu panjang, untuk menghasilkan suatu produk jurnalisme investigasi biasanya memakan waktu yang cukup panjang. Hal tersebut juga dikarenakan jurnalisme investigasi melibatkan banyak pihak yang dijadikan sebagai narasumber demi ketepatan informasi.

Dalam jurnal yang berjudul “Investigative Journalism and Human Trafficking in West Africa, in: Africa Spectrum” karya Gyuracz (2016) disebutkan bahwa jurnalisme investiasi di Africa biasanya bertujuan untuk memberikan informasi yang dirahasiakan oleh negara atau suatu perusahaan tertentu agar tidak diketahui atau terpikirkan oleh publik. Terlebih setelah hadirnya konstitusi demokratis, jurnalis yang berfokus pada investigasi semakin bermunculan di Afrika. Misi khusus para jurnalis Afrika melakukan inverstigasi adalah berkaitan dengan berbagai peristiwa pelanggaran HAM yang terjadi di sana. Utamanya, terkait kasus perdagangan manusia yang menjadi masalah yang cukup krusial di Afrika. Dengan berbagai cara, jurnalis Afrika berusaha untuk menulusuri hal-hal yang menjadi isu penting di sana. Bahkan tak jarang mereka harus menyamar untuk masuk dalam keadaan yang dapat memberikan informasi yang mereka butuhkan. Hal tersebut bukanlah perkara yang mudah. Ada resiko juga ancaman berbahaya atas usaha dan upaya yang mereka lakukan.

Salah satu jurnalis Afrika yang cukup berani dalam melakukan investigasi adalah Anas Arameyaw. Ia merupakan jurnalis investigasi yang mampu mengungkap kejahatan perdagangan manusia yang menjadi masalah besar di Afrika. Anas berusaha untuk membuka mata masyarakat Afrika bahkan dunia tentang bagaimana kelam dan kejamnya tindakan perdanganan manusia disana. Anas sering kali melakukan penyamaran dan masuk ke tengah-tengah lingkungan yang sangat berbahaya untuk keselamatan jiwanya hanya untuk mendapatkan informasi penting tentang perdangan manusia.

Anas mewakili jurnalis investigasi lainnya mengatakan misi utama mereka menyakut tiga langkah, yaitu menyebuttkan, mempermalukan pelaku, serta memenjarakan tokoh yang menjadi pelaku perlanggaran HAM tersebut. Dengan demikian, Anas tidak hanya mengungkap hal yang  menjadi rahasia dari banyak orang, melainkan juga mengawal dan memastikan bahwa kasus tersebut ditangani secara hukum.Anas menjadi salah satu jurnalis yang berpengaruh dalam menumbuhkan semangat jurnalis Afrika dalam melakukan investigasi terkait perdagangan dan eksploitasi manusia di Afrika. Hingga akhirnya, begitu banyak jurnalis yang secara mendalam melakukan investigasi terkait hal teresebut, dan menghasilkan hasil yang lebih maksimal ketimbang otoritas lokal maupun regional yang menangani masalah perdagangan manusia. Hasil investigasi mereka bukan hanya menarik perhatian media Afrika, namun juga media dunia.

Kendati tindakan dari Anas memiliki niat dan iktikad yang baik, namun nyatanya masih banyak orang yang memandang negatif tindakan Anas. Tentunya, sebagian besar dari mereka yang menantang adalah yang menjadi bagian dari apa yang diselidiki oleh Anas. Meskipun banyak yang mendukung tindakan Anas dalam melakukan investigasi, tak banyak juga yang menghujat dengan  mengatakan bahwa Anas mendapatkan informasi dengan cara yang ilegal atau berlawanan dengan hukum. Namun pendapat tersebut dipatahkan oleh Anas. Ia mengatakan kendati mendapatkan informasi yang bersumber dari manapun, ia tetap menghormati batasan-batasan dalam mendapatkan informasi. Anas mengatakan “Jurnalis investigasi tidak bisa menjadi alat untuk melakukan balas dendam pribadi atau menyalah gunakan hak-hak warga negara”. Generasi jurnalis investigasi di Afrika pun akhirnya berkembang dengan metode menyamar dengan tujuan utama kepentingan publik. Saat membongkar kasus prostitusi anak di bawah umur, Anas menyamar menjadi seorang office boy.

Tak jauh berbeda dengan jurnalistik investigasi di Afrika, jurnalistik investigasi di Indonesia juga biasanya berkenaan dengan peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM atau rahasia tokoh-tokoh penting yang berkaitan dengan pemerintahan. Masih segar diingatan kita kasus penyiraman air keras kepada salah satu staff ahli KPK, Novel Baswedan yang hingga saat ini belum terungkap oleh pihak kepolisian. Namun akhir-akhir ini sebuah hasil dari kegiatan jurnalistik investigasi yang dilakukan oleh salah satu portal berita ternama mengungkapkan, adanya campur tangan pejabat tinggi negara dalam kasus penyiraman air keras tersebut. Meski hingga kini tidak ada tindak lanjut atas kasus tersebut, namun bisa dikatakan bahwa itu merupakan salah satu karya jurnalistik investigasi yang cukup membanggakan karena berani membawa  nama “tokoh” yang tidak biasa dan dengan penulusuran serta sumber yang cukup terpercaya.

Penulis melakukan wawancara dengan Komang yang merupakan jurnalis di salah satu media online di Indonesia terkait kegiatan jurnalisme investigasi di Indonesia. Berdasarkan pengalamannya menjadi seorang jurnalis, melakukan investigasi memang bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak resiko yang harus dihadapi, terlebih jika kasus tersebut berkaitan dengan “orang besar”.

“Resikonya ya banyak, bisa berurusan sama hukum, bahkan ga menutup kemungkinan kalau investigasi kasus besar nyawa kita juga terancam”, jelas Komang.

Namun menurutnya, sebagai penyampai kebenaran, seorang jurnalis harus bisa berani mengambil resiko dalam kegiatan jurnalistiknya. Hal tersebut tentunya dengan pertimbangan yang matang dan langkah yang tepat. Selain resiko yang cukup besar, kegiatan jurnalistik investigasi pun memakan waktu yang lama, karenanya tidak banyak media yang mau melakukan kegiatan investigasi kata Komang.

Apa yang dikatakan oleh Komang sejalan dengan apa yang dituliskan oleh Kompas dalam artikel yang berjudul “Cari Aman, Media Massa Abaikan Jurnalisme Investigasi”. Dalam artikel tersebut, Leo Batubara yang kini bekerja di UNESCO mempertanyakan mengapa saat ini begitu jarang jurnalis yang berpikiran kritis kepada rezim penguasa dengan cara melakukan kegiatan jurnalisme investigasi .

Peranan jurnalisme investigasi di masyarakat sebenarnya cukuplah besar, “Ga jarang justru jurnalis yang bisa mengungkap kebeneran dari suatu kasus, yang bahkan polisi sendiri tidak bisa mengungkap. Entah tidak bisa atau tidak mau” ujar Komang. Oleh karenanya, seharusnya jurnalis  mendapat lingkungan hukum yang lebih stabil guna memaksimalkan kegiatan investigasi demi kepentingan masyarakat luas. Namun sayangnya, justru regulasi lah yang menjadi kotak pembatas seorang jurnalis dalam melakukan sebuah investigasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun