Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

MTQ, Antara Tradisi dan Modernisasi

8 November 2019   17:21 Diperbarui: 8 November 2019   20:52 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
banjarmasinpost.co.id

Event religius Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) Tingkat Nasional Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2019 ini sedang berlangsung di Kabupaten Kotabaru, sekitar 320 kilometer Tenggara Banjarmasin (via jalan darat). Siang tadi Dewan Hakim yang bertugas telah bersidang untuk menetapkan siapa Juara Umumnya, serta siapa-siapa yang akan menjuarai dari sekian cabang perlombaan yang diselenggarakan.

Insya Allah malam ini (Jumat, 08 Nopember 2019), pukul 08.00 waktu setempat, akan diadakan acara penutupan, pengumuman pemenang. Untuk memeriahkan upacara penutupan ini, panitia lokal kabupaten yang diketuai Bupati Kotabaru, H. Dja'far Alyidrus, SH, telah mengundang Group Musik Gambus kenamaan dari ibukota, Group DEBU.

Tampak sejak pagi hingga siang tadi Group Musik Gambus DEBU ini sudah memulai cekson di lokasi penutupan, Siring Laut Kotabaru, tempat yang selalu ramai di ibukota kabupaten Kotabaru tersebut.

Lokasi ini persis di tepi laut, berhadapan langsung dengan kawasan, selat yang memisahkan antara Kabupaten Kotabaru dengan Kabupaten Tanah Bumbu, kabupaten baru pemekaran dari Kotabaru.

Menurut penjelasan penyelengara, Haji Zabidi, mereka sengaja mengundang group musik gambus kenamaan ibukota ini untuk meramaikan event dua tahunan ini. Tak hanya itu, saat pembukaan pun (Minggu, 03 Nopember 2019) panitia juga telah mengundang group musik ibukota, Group Wali. Sehingga baik saat pembukaan mau pun penutupan, animo publik meningkat. Ini selain sebagai arena hiburan, juga sebagai arena pendorong bagi masyarakat luas untuk selalu mempelajari dan mengamalkan al-Qur'an  dengan sebaik-baiknya.

Untuk tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, MTQ Nasional ke-32 kali ini giliran kabupaten Kotabaru. Provinsi berpenduduk sekitar 4 juta jiwa ini pasca reformasi 1998 lalu memiliki 2 kotamadya (Banjarmasin dan Banjarbaru) dan 11 kabupaten (Tabalong, Balangan, HSU, HST, HSS, Tapin, Banjar, Batola, Tala, Tanbu dan Kotabaru).

Sebelum reformasi, Kalsel hanya punya 1 kotamadya (Banjarmasin) dan 9 kabupaten. Pasca reformasi muncul 2 kabupaten baru, masing-masing Balangan (pemekaran dari HSU) dan Tanah Bumbu (pemekaran dari Kotabaru). Selama orde baru, daerah penyelenggara MTQ adalah 10 kabupaten kota tersebut, dengan cabang lomba yang juga masih amat terbatas.

Sejarah MTQ

Sesungguhnya, MTQ punya sejarah yang panjang. Sebelum Indonesia Merdeka 1945, Nahdlatul Ulama (NU) mendirikan Jami'atul Qurra wal-Huffadz (JQH) pada tahun 1940. Sejak itulah MTQ dimulai. 

Kemudian, tahun 1968 Menteri Agama dijabat KH Muhammad Dahlan, salah satu Ketua PBNU. Sejak itulah MTQ dilembagakan. MTQ pertama diselenggarakan di Makasar bulan Ramadhan tahun 1968. MTQ perdana ini hanya melombakan tilawah dewasa, hasilnya muncul juara beken seperti Ahmad Syahid dari Jabar dan Muhammadong dari Sulsel (data dan publikasi .m.wikipedia.org) .

Kala itu jarak waktu MTQ sekali dalam setahun. Maka itu MTQ ke-2 diselenggarakan di Bandung (1969), ke-3 di Banjarmasin (1970), ke-4 di Medan (1971), ke-5 di Jakarta (1972), ke-6 di Mataram (1973), ke-7 di Surabaya (1974), ke-8 di Palembang (1975), ke-9 (1976), dan ke-10 di Manado (1977). Setelah itu, mulai MTQ ke-11 di Semarang (1979), MTQ diadakan setiap 2 tahun sekali, yakni di Banda Aceh (1981), Padang (1983), Pontianak (1985).

Kemudian jarak waktu MTQ diadakan setiap 3 tahun sekali. Dimulai dari MTQ di Bandar Lampung (1988), Yogyakarta (1991), Pekanbaru (1994), Jambi (1997), Palu (2000), Palangka Raya (2003), hingga Kendari (2006). Pasca di Kendari, jarak waktunya berubah lagi kembali menjadi 2 tahun sekali. Dimulai MTQ ke-22 di Banten (2008), Bengkulu (2910), Ambon (2012), Batam (2014), Mataram (2016), dan Medan - Deli Serdang 2018 lalu. Insya Allah MTQ ke-28 tahun 2020 besok diselenggarakan di Padang - Padang Pariaman.          

Cabang yang dilombakan pun awalnya hanya tilawah, baik untuk golongan anak-anak, remaja, dewasa, dan sebagainya. Dari tahun ke tahun, perlombaan semakin variative, melibatkan banyak bidang, yang hingga kini terus berkembang. 

Salah satu delegasi, menggunakan alat perang seperti pedang (foto : dokpri)
Salah satu delegasi, menggunakan alat perang seperti pedang (foto : dokpri)
Terus Berkembang

Hari ini proses MTQ mengalami perkembangan yang dahsyat. Untuk memudahkan tata kelola MTQ pemerintah dan pihak terkait mendirikan LPTQ (Lembaga Penyelenggara Tilawatil Qur'an). Strukturnya mulai dari pusat hingga kabupaten kota. Lembaga inilah yang menjadi tulang punggung utamanya. NU dan JQH-nya yang menjadi perintis, sejak era Soeharto mulai diabaikan. Ketua LPTQ Provinsi secara ex officio adalah Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov), dengan Sekretaris Kepala Bidang Penamas Kanwil Kemenag di daerah masing-masing.

Nampaknya lembaga seperti LPTQ menjadi ajang "mainan" bagi para pensiunan ASN. Melalui lembaga inilah mereka punya pekerjaan ekstra, seperti perencanaan MTQ, menentukan panitia, dewan hakim, official, pelatih, dan sebagainya. Pengurus LPTQ juga bisa menjadi pendamping jika sedang ada event MTQ, mulai dari kabupaten kota, provinsi, bahkan ke tingkat nasional.

Tak hanya itu, jika ada juara dari daerahnya yang akan mengikuti event internasional, pendampingnya juga dari LPTQ. Maka itu tak heran, para pensiunan ASN berlomba-lomba untuk jadi pengurus LPTQ. 

Cabang yang dilombakan pun kini makin melebar. Selain Tilawah dengan segala variannya, ada pula Hifzh al-Qur'an 1 juz, 5 juz, 10 juz, 20 juz dan 30 juz putera puteri. Ada lagi lomba Tafsir al-Qur'an, Syarh al-Qur'an, Fahm al-Qur'an, Khat al-Qur'an, bahkan belakangan ada Menulis Ilmiah al-Qur'an, MMQ (Musabaqah Maqalah al-Qur'an).

Beragam cabang lomba baru terus saja bermunculan, sehingga event MTQ ini selalu ramai, melibatkan anak-anak remaja hingga dewasa, laki-laki dan perempuan, bahkan kalangan tuna netra.

Hal yang tak kalah menariknya event saat pembukaan dan penutupan. Selain formal dibuka dan ditutup pejabat sesuai tingkatan masing-masing, pengunjung juga dihibur dengan pertunjukan artis-artis mahal dari ibukota. Gubernur Kalsel Paman Birin pun sudah seperti artis, karena setiap kali muncul dalam event-event publik, beliau selalu menyajikan puisi, sajak atau pantun

Hingga hari ini, hampir semua pejabat ikutan berpuisi, selain berpantun dengan adat Banjar. Tradisi MTQ dulu yang khidmat, kini bercampur beragam diwarnai pertunjukan. Entah seperti apa MTQ 2020 yang akan datang, kita tunggu saja modernisasinya. Sampai Jumpa di Padang, Sumatera Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun