Mohon tunggu...
M Syarbani Haira
M Syarbani Haira Mohon Tunggu... Jurnalis - Berkarya untuk Bangsa

Pekerja sosial, pernah nyantri di UGM, peneliti demografi dan lingkungan, ngabdi di Universitas NU Kal-Sel

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dewi Fortuna untuk PKS

19 April 2019   06:19 Diperbarui: 19 April 2019   06:49 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri NU selalu taat dengan Kyai

Santri NU, mayoritas pendukung PKB dan PPP

Dewi Fortuna PKS
Catatan Pagi Sehari Pasca Pilpres

Meski tidak terlalu serius, saya bisa mengikuti perkembangan hasil Pilpres 2019 via TV, Selasa pagi, 18 April 2019. Optimisme saya terhadap pasangan Jokowi Amin itu terjawab sudah, setelah pihak TV swasta mulai menyiarkan hasil QC Pilpres, 2 jam setelah kotak suara ditutup.

Seperti biasanya, kedua pasangan Capres merespon dengan cara berbeda. Pasangan Capres nomor urut 01, Ir. H. Joko Widodo, mengajak semua rakyat untuk bersabar, menunggu hasil akhir. Ia tak lupa mengucapkan terima kasih buat rakyat Indonesia, serta semua aparat penyelenggara pemilu.

Sementara pasangan nomor urut 02  Prabowo Subianto pun serta merta juga mengucapkan terima kasih, sembari meminta rakyat banyak tidak berbuat anarkis. Sayangnya, entah sadar atau tidak, calon presiden versi hasil Ijtimak Ulama (212) itu mendidik rakyat emosional. Dengan didampingi para ulama pejuang 212 dan para ulama PKS, Prabowo Subianto sudah mengklaim kemenangan dengan kisaran 62 %, dari 40 % suara real count yang masuk ke tim mereka.

Luar biasa keberanian mereka ini. Di saat sejumlah ilmuan, membahas hasil Quick Count dengan metodologi yang sangat canggih dan rapi, yang hasilnya sudah memenangkan pasangan nomor urut 01, dalam kisaran 54/55 - 46/45 %, Prabowo dan timnya malah membalik fakta bahwa merekalah pemenang pilpres. Mereka pun kembali mengadakan sujud syukur, sama seperti yang telah mereka lakulan 5 tahun sebelumnya. Terkait hal ini, kita tunggu saja hasil akhir, melalui lembaga resmi, KPU.

Di luar urusan Pilpres, ada yang menarik dari hasil Pileg. Ada asumsi Gerindra akan dapat limpahan suara berlebih, yang ternyata biasa2 saja. Begitu pula dengan PKB. Partai besutan Gus Dur ini awalnya diduga dapat limpahan besar, yang hasilnya juga tidak luar biasa. Justru yang luar biasa PPP dan PKS. 

Kedua partai Islam semula banyak yang menduga jebol, terlebih setelah ada kasus Romy dan konflik internal di tubuh PKS. Sayangnya tak ada pengamat yang jeli memperhatikan kondisi ini. 

Bambang Setiawan dari Tim Kompas misalnya, saat diundang media TV, sama sekali tak mampu membacanya. Bahkan ilmuan seperti Burhanuddin Muhtadi dan Muhamad Chodari pun tak mampu membacanya.

Hemat saya, keberhasilan PPP untuk surviv, walau dilanda kasus jual beli jabatan oleh Sang Ketua Umumnya, karena soliditas warga NU untuk berbagi suara. Peran Mbah Maemon tentu diterminant. Melalui beliau, ada kesepakatan tersembunyi untuk tak boleh mematikan PPP. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun