Mohon tunggu...
Syantrie Aliefya
Syantrie Aliefya Mohon Tunggu... Administrasi - Wiraswasta

Penggemar Puisi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

PR Gubernur Jabar dan Bupati Bandung

15 Maret 2016   14:47 Diperbarui: 16 Maret 2016   03:26 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung selatan setiap tahun dilanda banjir, penduduk di kawasan paling sering terdampak banjir berada di kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah dan Bojongsoang, pada tahun ini banjir di area tersebut memutuskan jalur transportasi dari Kota Bandung ke Kabupaten Bandung.

Solusi final penanganan banjir di bandung selatan adalah relokasi penduduk ke tempat baru yang ketinggian permukaan tanahnya di atas ketinggian permukaan sungai citarum, di samping itu lokasi bekas permukiman di kota tua ini secepat mungkin dijadikan area resapan air hujan yang berfungsi sebagai kolam retensi besar sekaligus menjadi ruang terbuka hijau.

Reklamasi kawasan terdampak banjir di lokasi terpisah sekitar DAS Citarum juga harus dilakukan mengingat area di kawasan ini memiliki kontur ketinggian yang tidak sama terhadap permukaan DAS Citarum.

Gubernur Jawa Barat dan Bupati Bandung sejatinya harus bekerja cepat tanggap untuk menyelesaikan persoalan tahunan yang tidak pernah selesai dan selalu terjadi berulang-ulang, pembetonan jalan di lokasi sering banjir tidak bisa dijadikan alternatif yang menyelesaikan persoalan, sebab jalan banjaran hanyalah infrastruktur penghubung dari satu jalan mohamad toha dan terusan buah batu menuju ke Majalaya, Ciparay dan Banjaran.  Persoalan yang lebih penting adalah mengkaji ulang (review) dokumen Tata Ruang Propinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bandung agar arus distribusi barang dan jasa di kawasan terdampak banjir tidak lagi menjadi pekerjaan tahunan yang menyedot besarnya anggaran.

Memang membutuhkan biaya yang sangat besar untuk menjadikan kawasan Dayeuhkolot dan sekitarnya menjadi kawasan baru yang bebas banjir dari luapan sungai Citarum, namun kalau terus dibiarkan, masyarakat sekitar yang terus menderita sebab tidak tahu harus kemana lagi. Bahkan ada “heureuy urang sunda” di area tersebut, “atuh da abdi mah meser tanah di dieu teh ntos sareng banjirna” tah kumaha mun geus kitu?

Persoalan insfrastuktur jalan pengganti di kawasan tersebut menurut saya, bisa dengan membuat jalan layang, saya usulkan pada Bupati agar membuat ring road seperti di jakarta atau Menado, selain untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, juga bisa menjadi destinasi wisata milik kabupaten Bandung.

Sudah bukan waktunya lagi menghitung untung proyek-prpyek pembangunan infratruktur demi memperbesar kantong sendiri, di era modern sekarang diperlukan aksi-aksi nyata membangun bangsa tanpa melibatkan kepentingan pribadi.  Lihat Jakarta, gubernurnya rajin menata. Ayo pak Gubernur, Pak Bupati, mari berkarya segera, besarnya anggaran bukan lagi menjadi persoalan, Jawa Barat dan Kabupaten Bandung bukan propinsi dan kabupaten yang miskin.

Bandung, 15 Maret 2016

Illustrasi Gambar : http://skalanews.com/berita/nasional/daerah/203567-pemkab-bandung-tetapkan-tanggap-darurat-bencana-banjir

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun